Jejak Kuasa Majapahit dalam Kebertahanan Tradisi Mesabatan Biu di Desa Wisata Tenganan Dauh Tukad Kabupaten Karangasem, Bali

  • A. A. Kade Sri Yudari Sri Universitas Hindu Indonesia
  • I Wayan Dauh Universitas Hindu Indonesia
Keywords: desa wisata, jejak, Majapahit, mesabatan biu

Abstract

Tulisan ini mengkaji kearifan lokal yang dilakukan para pemuda Tenganan Dauh Tukad ketika memasuki masa akil balig, setiap tahun, pada bulan ketiga menurut perhitungan kalender setempat. Tujuan penelitian untuk mengetahui alasan tradisi mesabatan biu dipertahankan dan mengetahui makna simbol–simbol yang digunakan dalam atraksi. Dengan menggunakan metode kualitatif, analisis deskriptif interpretatif serta pendekatan antropologi sastra dapat mengungkap sikap dan perilaku masyarakat yang berpegang teguh pada keyakinan terhadap mitologi dan pemujaan leluhur. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa tradisi mesabatan biu mengingatkan keperkasaan para pendahulu saat mempertahankan wilayah yang akhirnya jatuh di tangan penguasa Majapahit. Hal ini terbukti masih eksisnya bangunan suci Pura Dalem Majapahit sebagai simbol kuasanya. Adapun sarana yang digunakan hanyalah simbol bahwa wilayah tersebut merupakan perkebunan kelapa dan pisang. Semangat pantang menyerah mempertahankan wilayah terekspresi melahirkan tradisi perang-perangan yang unik. Kondisi demikian menjadikan desa Tenganan Dauh Tukad sebagai salah satu desa wisata di Kabupaten Karangasem.

References

Anwar, A. (2010). Teori Sosial Sastra. Yogyakarta: Ombak.

Aristanto, Z. (2011). Perang Obor Upacara Tradisi di Tegal Sambi, Tahunan, Jepara. Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan, 6(1), 88–94. https://ejournal.undip.ac.id/index.php/sabda/article/view/13309.

Batubara, R. E. (2014). Tradisi Pernikahan Angkap pada Masyarakat Muslim Gayo. Tesis Program Studi Hukum Islam Pascasarjana IAIN Sumatra Utara.

Cavallaro, D. (2004). Critical and Cultural Theory. Cirebon: Niagara.

Dauh, I. W. & Seniwati, D. Ny. (2020). Tradisi Perang Pisang di Desa Tenganan Dauh Tukad Kabupaten Karangasem. Jurnal Vidya Wertta, 3(February), 1–9. https://doi.org/10.32795/vw.v3i1.666.

Endraswara, S. (2011). Metodologi Penelitian Tradisi Lisan. Yogyakarta: Kanwa Press.

Fadlillah, M. N. & Supriyanto, T. (2020). Upacara Tradisi Ngasa di Dukuh Jalawastu Desa Ciseureuh Kabupaten Brebes. Sutasoma: Jurnal Sastra Jawa, 8(1). http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/sutasoma.

Fauzan, R., & Nashar, N. (2017). “Mempertahankan Tradisi, Melestarikan Budaya” (Kajian Historis dan Nilai Budaya Lokal Kesenian Terebang Gede di Kota Serang). Jurnal Candrasangkala Pendidikan Sejarah, 3(1), 1. https://doi.org/10.30870/candrasangkala.v3i1.2882.

Ningsih, K. D. F. R. (2016). Pemertahanan Tradisi Perang Pandan di Desa Adat Tenganan Pegringsingan Kecamatan Manggis Karangasem Tahun 2013. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial, 4(2). https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPP/article/view/22026.

Pradana, G. Y. K. (2016). Tradisi Makotek di Desa Munggu, Badung pada Era Global. Disertasi Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar.

Punia, I. N., & Nugroho, W. B. (2020). Bali Diaspora di Daerah Transmigrasi: Representasi Kearifan Lokal Bali di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies), 10(1). http://ojs.unud.ac.id/index.php/kajianbali.

Ratna, N. K. (2010). Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Samsul. (2012). Tradisi Lisan Kabhanti Modero pada Masyarakat Muna di Sulawesi Tenggara. Tesis. Program Studi Ilmu Susastra Peminatan Budaya Pertunjukan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya.

Satria, A. (2020). Kearifan Lokal dalam Menghadapi Pandemi Covid-19: Sebuah Kajian Literatur. Sosietas, 10(1), 745–753. https://doi.org/10.17509/sosietas.v10i1.26063.

Soeratno, S. C. (2011). Sastra Teori dan Metode. Yogyakarta: Elmatera.

Strinati, D. (2003). Popular Culture: Pengantar Menuju Teori Budaya Populer. Takalar: Bentang.

Sudikan, S. Y. (2007). Antropologi Sastra. Surabaya: Unesa University Press.

Sumitri, N. W. (2015). Tradisi Lisan Vera Etnik Rongga, di Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur. Disertasi. Program Studi Doktor Linguistik Universitas Udayana Denpasar.

Triwardani, R. & Rochayanti. (2014). Implementasi Kebijakan Desa Budaya dalam Upaya Pelestarian. Reformasi. 4(2) (January 2014), 102–110. https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/reformasi/article/view/56/53.

Yuliani, N. M. (2020). Penggunaan Jajan dalam Upacara Mesabatan Biu pada Tradisi Achi Ketiga di Desa Tenganan Dauh Tukad Karangasem (Kajian Teologi Hindu). Sphatika: Jurnal Teologi, 9(1), 23. https://doi.org/10.25078/sp.v9i1.1599.

Published
2021-08-31
How to Cite
Sri, A. A. K. S. Y., & Dauh, I. W. (2021). Jejak Kuasa Majapahit dalam Kebertahanan Tradisi Mesabatan Biu di Desa Wisata Tenganan Dauh Tukad Kabupaten Karangasem, Bali. Arif: Jurnal Sastra Dan Kearifan Lokal, 1(1), 114 - 132. https://doi.org/10.21009/Arif.011.08