JAJANAN SEHAT KAYA SERAT UNTUK KELUARGA: PEMANFAATAN TEPUNG BEKATUL SEBAGAI SUBSTITUSI BAHAN PEMBUATAN STIK BAWANG

  • Meddiati Fajri Putri Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang
  • Fajar Tri Rahmawati Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang
Keywords: bran, stick, fiber

Abstract

This study aims to determine the fiber content of food stems replacing bran flour.  The method used is an experimental method due to treatment or experiment.  The experimental design used in this study was a pretest-posttest control group design.  Analyst results obtained were then analyzed statistically.  To determine the total nutritional content of dietary fiber using AOAC gravimetric analysis.  Rice bran is a by-product of rice milling which consists of layers of aleuron, endosperm, has a better nutritional content than rice.  Rice bran is a source of essential unsaturated fatty acids and contains various vitamins, one of which is the B complex vitamin.  Besides rice bran is believed to be high in fiber.  Sticks are one type of snack that is flat, long like sticks, has a savory taste, has a crispy texture and the final process is through a frying pan.  In this article, sticks are modified by utilizing local potential, one of which is bran, which is processed into flour as a substitute for making onion sticks, an alternative to high-fiber healthy snacks for families.  Healthy snacks are snacks that are rich in complete nutrition, free of animals that carry germs, processed using enough heat or not half cooked.  Laboratory test results of the average total content of dietary fiber in the stems respectively show that bran substitutes 0% (9.66%), 6% (9.94%), 8% (16.07%), and 10% (17.87%).  The best quality of rice bran was found in sample 857 with a 10% substitution, because this sample can contribute to the recommended dietary fiber requirement of around 15 grams per day.

Abstrak 

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar serat pangan stik substitusi tepung bekatul. Metode pendekatan yang digunakan adalah metode eksperimen dikarenakan adanya perlakukan atau percobaan. Desain eksperimen yang digunakan pada penelitian ini adalah pretest-posttest control group desain. Hasil analis yang diperoleh kemudian dianalisa secara statistik. Untuk mengetahui kandungan gizi serat pangan total menggunakan analisis gravimetri AOAC. Bekatul merupakan hasil samping penggilingan padi yang terdiri dari lapisan aleuron, endosperm, memiliki kandungan gizi yang lebih baik daripada beras. Bekatul merupakan sumber asam lemak tak jenuh esensial dan mengandung bermacam-macam vitamin salah satunya vitamin B kompleks. Selain itu bekatul dipercaya akan tinggi serat. Stik merupakan salah satu makanan ringan jenis kue yang berbentuk pipih, panjang menyerupai tongkat, mempunyai rasa gurih, berstekstur renyah dan proses akhirnya melalui penggorengan. Pada artikel ini, stik dimodifikasi dengan memanfaatkkan potensi lokal salah satunya bekatul yang diolah menjadi tepung sebagai bahan substitusi pembuatan stik bawang, alternatif jajanan sehat kaya serat untuk keluarga. Jajanan sehat merupakan jajanan yang kaya akan zat gizi lengkap, bebas dari binatang yang membawa kuman penyakit, diolah menggunakan panas yang cukup atau tidak setengah matang. Hasil uji laboratorium kandungan serat pangan total rata-rata dalam stik secara berurutan menunjukkan bahwa substitusi tepung bekatul  0% (9,66%), 6% (9,94%), 8% (16,07%), dan 10% (17,87%). Kualitas terbaik stik bekatul terdapat pada sampel 857 dengan substitusi 10%, karena sampel tersebut dapat menyumbang kebutuhan serat pangan yang dianjurkan yaitu sekitar 15 gram per hari.

Kata kunci: Stik, Bekatul, Serat

Published
2020-10-30