JALINAN FEODALISME DAN KAPITALISME AGRARIS

TELAAH TERHADAP BUKU “KEBESARAN DAN TRAGEDI KOTA BANTEN”

  • Sugeng Prakoso Syahrie
Keywords: Kesultanan, banten, kapitalisme agraris

Abstract

Studi tentang kemunduran Kesultanan Banten sudah dilakukan oleh banyak sejarawan dengan meletakkan faktor politik sebagai unit utama analisis. Berbeda dengan kecenderungan tersebut, buku Kebesaran dan Tragedi Kota Banten yang ditulis oleh Heriyanti Ongkodharma ini menampilkan politik hanya sebagai latar. Ongkodhrama membeberkan fakta-fakta lain hasil dari kajian arkeologi ekologi ihwal pasang surut peranan Banten. Dari telaah tersebut, Ongkodharma menyimpulkan bahwa titik perhatian untuk menjelaskan kemunduran dan kemudian kehancuran kota Banten adalah pada pola-pola ekonomi dan sosial., bukan pada ekologis karena faktor ini lebih merupakan akibat. Bertolak dari karya Ongkodharma tersebut, artikel ini memberi penjelasan lebih jauh bahwa kapitalisme agraris (oleh golongan pribumi) tampaknya telah berlaku di Banten sejak didirikannya kesultanan hingga berakhirnya masa kekuasaan Sultan Ageng pada 1682. Tetapi, kapitalisme itu jalin-menjalin dengan praktik eksploitasi terhadap rakyat oleh kaum penguasa dan para tuan tanah yang disamarkan oleh nilai-nilai tradisional dalam sistem feodal lokal khas kerajaan-kerajaan agraris Jawa yang masih berurat berakar—yang ternyata juga muncul dalam sebuah kerajaan pesisir seperti Banten.

Author Biography

Sugeng Prakoso Syahrie

Dosen Jurusan Sejarah FIS UNJ

Published
2017-06-22