PEMANFAATAN KAYU SEBAGAI BAHAN STRUKTUR BANGUNAN

  • Arief Saefudin Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil FT UNJ

Abstract

Upaya penanaman kembali hutan-hutan yang gundul sudah dilakukan berbagai fihak, baik
pemegang HPH maupun pemerintah melalui pemilihan bibit-bibit pohon dengan
pertumbuhan amat cepat yang akan dimanfaatkan kayunya. Jenis-jenis kayu cepat tumbuh
dapat ditanam di Indonesia melalui program Hutan Tanaman Industri dengan tujuan untuk
menyediakan bahan baku industri pulp dan kertas. Jenis-jenis kayu tersebut antara lain
adalah pinus, agathis, kayu sengon, acacia mangium, kayu afrika dan karet. Sedangkan
kayu-kayu yang umum digunakan sebagai bahan struktur dan konstruksi adalah kayu
borneo, meranti dan kapur. Dalam penelitian ini digunakan kayu berukuran 60 x 120 x 3.000
mm sebanyak 528 batang kayu cepat tumbuh dan 566 batang kayu yang umum digunakan
dalam konstruksi bangunan. Pada setiap batang dilakukan pengukuran kerapatan, penilaian
cacat-cacat untuk menentukan mutu visual kayu, pengukuran modulus elastisitas lentur
muka lebar dengan alat Panter MPK-3 dan pengujian lentur mutlak skala penuh dengan
third point loading pada posisi muka lebar.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu-kayu cepat tumbuh dapat dimanfaatkan untuk
struktur dengan sebaran kekuatan yang relatif sama dengan jenis-jenis yang umum
digunakan untuk struktur bangunan di negara sub-tropis. Untuk mengefisiensikan
penggunaan kayu-kayu tersebut secara struktural, sebaiknya diterapkan pemilahan kayu
secara masinal dengan pendugaan melalui pengukuran modulus elastisitas. Kelas-kelas
kekuatan untuk masing-masing jenis kayu telah tersedia, namun bila jenis kayu tidak dapat
diketahui sebaiknya digunakan kelas kekuatan untuk kelompok kayu yang tidak diketahui
jenisnya karena pendugaannya relatif aman. Tujuan awal penanaman kayu cepat tumbuh
adalah untuk bahan pulp dan kertas, ternyata dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan
struktur bangunan namun harus didukung dengan penerapan teknologi pemilahan kayu
secara masinal, pengeringan dan pengawetan kayu.

Published
2007-01-07