Ungkapan Tradisional dalam Wenek sebagai Ekspresi Kearifan Lokal Masyarakat Pulau Buru

  • Everhard Markiano Solissa Universitas Pattimura Ambon
Keywords: kearifan lokal, nyanyian rakyat, stilistika, ungkapan

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menemukan dan mendeskripsikan bentuk dan fungsi ungkapan tradisional masyarakat Pulau Buru dalam wenek. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa pernyataan informan dan penggunaan ungkapan di masyarakat. Data diperoleh dari empat informan, yakni penduduk asli Pulau Buru. Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan, wawancara mendalam, dan perekaman. Prosedur analisis data menggunakan model spiral, sedangkan analisis data menggunakan lingkaran hermeneutik. Hasil penelitian, yakni bentuk ungkapan tradisional masyarakat Pulau Buru dalam nyanyian rakyat terdiri atas: (1) ungkapan dengan benda; (2) bagian tubuh; (3) nama binatang; (4) nama tumbuhan; dan (5) warna dan rasa. Fungsi ungkapan tradisional, yaitu sebagai (1) pengendali, penggerak, dan tolok ukur ucapan dan perbuatan; (2) pembentuk akhlak dan moral; (3) ekspresi prinsip hidup; (4) proyeksi harapan dan cita-cita masyarakat; dan (5) sarana menyampaikan kritik.

References

Azizah Rifca Farih, Imam Suyitno, S. H. S. (2017). Ungkapan Tradisional (Kramanisasi): Representasi Seksualitas dalam Dongeng Pengantar Tidur Anak-Anak Masyarakat Jawa. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 2(1), 1520–1526.

Danandjaja, J. (2002). Folklor Indonesia. Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain Lain. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Dundes, A. (1965). The Study of Folklore. Engelwood Cliff: Prentice Hall.

Hadiyanto & Sovia Wulandari. (2018). Ungkapan Tradisional Masyarakat Kerinci: Kajian Bentuk dan Telaah Makna. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora, 2(2), 229–252.

Hasanadi. (2019). Refleksi Nilai Budaya dalam Ungkapan Tradisional Masyarakat Lubuklinggau Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya, 5(1), 77–99.

Jamshidian, E. & M. R. (2012). Translation Analysis and Assesment of Poetry Discourse: Extra-Textual Meaning in Persian and English. The Journal International Social Research, 5(21), 154–167.

Khan, R. (2014). Stylistic Analysis of Wordworth’s Poem “To a Butterfly.” International Journal of Academic Research and Reflection, 2(1), 10–14.

Lubis, I. S. & F. M. (2020). Fungsi Ungkapan Tradisional pada Peribahasa Kutai. Judika (Jurnal Pendidikan Unsika, 8(2), 191–202.

Luxemburg, Jan van, et al. (1984). Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia.

Luxemburg, Jan van, et al. (1989). Tentang Sastra. Jakarta: Intermasa.

Numiwati & Fahidah. (2018). Makna Ungkapan Tradisional dalam Masyarakat Bima. Jurnal Ilmiah Telaah, 3(2), 123–136.

Nurgiantoro, B. (2014). Stilistika. Yogyakarta: Gadjah Mada Univesity Press.

Rahima, A. (2017). Interpretasi Makna Simbolik Ungkapan Tradisional Seloko Hukum Adat Melayu Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 17(1), 250–267.

Ratna, N. K. (2016). Stilistika. Kajian Puitika Bahasa, Sastra dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sihwatik. (2017). Kajian Bentuk, Fungsi, dan Makna Ungkapan Tradisonal Wacana Sorong Jerah Aji Krama di Kabupaten Lombok Barat dan Relevansinya dalam Pembelajaran Mulok di SMP. Retorika: Jurnal Ilmu Bahasa, 3(3), 93–103.

Sudjiman, P. (1993). Bunga Rampai Stilistika. Jakarta: Grafiti.

Syarifuddin. (2009). Nilai Waktu dalam Ungkapan Tradisional Bugis di Lombok: Sebuah Kajian Bahasa dan Budaya. Mabasan, 3(1), 141–159.

Teeuw, A. (1983). Membaca dan Menilai Sastra: Kumpulan Karangan. Jakarta: Gramedia.

Wijaya, Satria, Sahid Teguh Widodo. (2018). Ungkapan Kearifan Kultural tentang Aturan Adat Bujang Gadis dan Kawin dalam Undang-Undang Simbur Cahaya Kesultanan Palembang 1824. Kredo, 2(1), 98–111.

How to Cite
Solissa, E. M. (1). Ungkapan Tradisional dalam Wenek sebagai Ekspresi Kearifan Lokal Masyarakat Pulau Buru. Arif: Jurnal Sastra Dan Kearifan Lokal, 1(1), 133 - 150. https://doi.org/10.21009/Arif.011.09