Narasi Trauma: Kajian Postmemory Novel Tiba Sebelum Berangkat Karya Faisal Oddang
DOI:
https://doi.org/10.21009/Arif.011.03Keywords:
bissu, ideologi, postmemory, sakral, tobotoAbstract
Permasalahan mendasar dari penelitian ini adalah narasi trauma dan reproduksi ideologi dalam novel Tiba Sebelum Berangkat karya Faisal Oddang. Tujuan penelitian adalah upaya membongkar narasi trauma dan reproduksi ideologi generasi kedua atas peristiwa pemurnian Islam oleh DI/TII kepada bissu, toboto, dalam tradisi masyarakat Bugis pada 1950-an. Pendekatan yang digunakan adalah postmemory Marianne Hirsch. Sumber data penelitian berupa kualitas-kualitas yang terdapat dalam kata, frasa, atau kalimat dalam novel Tiba Sebelum Berangkat sehingga jenis penelitian adalah kualitatif. Metode pengumpulan data dengan teknik catat. Metode analisis data adalah dialektik (bolak-balik) dengan tujuan mencapai koherensi maksimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa narasi trauma adalah tegangan antara yang sakral dengan yang profan, dan strukturasi hierarkis-vertikal. Posisi demikian memungkinkan yang sakral mengendalikan sepenuhnya atas yang profan. Reproduksi ideologi bekerja membuat ruang negosiasi menjadi negosiatif-horizontal, di mana domain kesucian/kesakralan tidak diberlakukan dalam kebudayaan, dan mendorong akulturasi tanpa mengusik keyakinan masing-masing.
References
Asih, S. (2021). Esai Foto: Bissu Menuju Sunyi. Magdalene: Supporting Diversity, Empowering Mind.
Chu, S. (2008). Science Fiction and Postmemory Han in Contemporary Korean American Literature. Melus, 33(4), 97–121.
Faruk. (2012). Metode Penelitian Sastra: Sebuah Penjelajahan Awal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Flick, U. (2007). Designing Qualitative Research. California: Sage Publications.
Hariyono, S. (2020). Instability of Bissu Characters in Faisal Oddang’s Fiction: The Phenomenon of Intertextuality Zone Heterotopia. Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya, 48(2), 177–188. https://doi.org/10.22456/2527-2616.94434.
Hariyono, S., & Nurhadi. (2020). The Historical Fact Bissu South Sulawesi in the Novel Tiba Sebelum Berangkat (Study Literature Mimetic). Mediterranean Journal of Social Sciences, 11(2), 71. https://doi.org/10.36941/mjss-2020-0021.
Hariyono, S., & Suryaman, M. (2019). Diskriminasi Bissu dalam Novel Tiba Sebelum Berangkat: Kajian Sosiologi Sastra. Kandai, 15(2), 167–184. https://doi.org/10.26499/jk.v15i1.1353.
Hartarini, Y. M. (2012). Komunitas Adat Bissu: Waria Bertalenta Sakti Sebuah Analisis Sosio-Budaya Etnis Bugis. Majalah Informatika, 3(2), 196–217. http://www.unaki.ac.id/ejournal/index.php/majalah-ilmiah-informatika/article/view/67.
Hirsch, M. (2012a). Familiy Frames: Photography Narrative and Postmemory. Harvard: Harvard University Press.
Hirsch, M. (2012b). The Generation of Postmemory: Writing and Visual Culture after The Holocaust. Columbia: Columbia University Press.
Iman, A. N., Mulyana, D., Pratama, A. G., & Novianti, E. (2018). A study of transvestites: The self-presentation of bissu. Journal of Social Sciences Research, 2, 70–75. https://doi.org/10.32861/jssr.spi2.70.75.
Imran, imran. (2019). Bissu, Genealogi dan Tegangannya dengan Islam. Mimikri. Volume 5(1) https://doi.org/10.31227/osf.io/pvunf.
Ismoyo, P. J. (2020). Decolonizing Gender Identities in Indonesia: a Study of Bissu ‘the Trans-Religious Leader’ in Bugis People. Paradigma: Jurnal Kajian Budaya, 10(3), 277–288. https://doi.org/10.17510/paradigma.v10i3.404.
Larkin, C. (2010). Beyond The War? The Lebanese Postmemory Experience. Int.J.Middle East Stud, 42, 615–635. https://doi.org/10.1017/S002074381000084X.
Lestari, S., Waluyo, H. J., & Wardani, N. E. (2019). Humanistic Psychology Study of Abraham Maslow on the Main Character in Tiba Sebelum Berangkat Novel by Faisal Oddang. Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences, 2(1), 110–118. https://doi.org/10.33258/birci.v2i1.155.
Lionis, C. (2014). A Past Not Yet Passed: Postmemory in the Work of Mona Hatoum. Social Text, 32(2), 77–93. https://doi.org/10.1215/01642472-2419558.
Miklavcic, A. (2008). Slogans and graffiti: Postmemory among youth in the Italo – Slovenian borderland. American Ethnologist, 35(3), 440–453. https://doi.org/10.1111/j.1548-1425.2008.00045.x.
Moleong, L. J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: PT Remaja Rosdakarya.
Mukhaer, A. A. (2021). Puang Matoa Saidi, Bissu yang Melegenda karena Mempertahankan Tradisi. National Geographic. https://nationalgeographic.grid.id/read/132572723/puang-matoa-saidi-bissu-yang-melegenda-karena-mempertahankan-tradisi?page=all.
Nouzeilles, G. (2005). Postmemory Cinema and the Future of the past in Albertina Carri’s Los Rubios. Journal of Latin American Cultural Studies: Travesia, 14(3), 263–278. https://doi.org/10.1080/13569320500382500.
Nurohim, S. (2018). Identitas dan Peran Gender Pada Masyarakat Suku Bugis. Sosietas, 8(1), 457–461. https://doi.org/10.17509/sosietas.v8i1.12499.
Oddang, F. (2018). Tiba Sebelum Berangkat. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Pattinama, A. J., Mawara, Je. E. T., & Mamosey, W. E. (2020). Eksistensi Komunitas Bissu pada Masyarakat Desa Bontomatene Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkajene Kepulauan Sulawesi Selatan. Holistik, 13(4), 1–16.
Pratiwi, S., Arisal, A., & Faisal, F. (2020). Maddewata As The Performing Art Of Bissu Oral Tradition In Bugis Soppeng Society. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 6(3), 307. https://doi.org/10.37905/aksara.6.3.307-316.2020.
Purwaningsih, P. (2017). Transgender dalam Novel Calabai Karya Pepi Al Bayqunie: Kajian Identitas. Aksara, 29(2), 183. https://doi.org/10.29255/aksara.v29i2.74.183-196.
Rokhmansyah, A., Hanum, I. S., & Dahlan, D. (2018). Calabai dan Bissu Suku Bugis: Representasi Gender dalam Novel Calabai Karya Pepi Al-Bayquine. CaLLs, 4(2), 89–102.
Saeger, J. M. (2013). Memory and Postmemory in Lidia Falcón’ s Play “Las mujeres caminaron con el fuego del siglo.” Hispania, 96(3), 515–524.
Said, M. (2016). Peran Bissu pada Masyarakat Bugis. Seminar Nasional: “Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Membentuk Karakter Bangsa dalam Rangka Daya Saing Global,” 69–78.
Soto, M. C. (2006). The killing of Mapepe: Performing postmemory in late twentieth century Vieques, Puerto Rico. Journal of Iberian and Latin American Studies, 12(1), 1–22. https://doi.org/10.1080/13260219.2006.10426840.
Suliyati, T. (2018). Bissu: Keistimewaan Gender dalam Tradisi Bugis. Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi, 2(1), 52. https://doi.org/10.14710/endogami.2.1.52-61.
Syahrir, N., Wulandari, S., Permatasari, I., Salsabila, P. M., & Azis. (2020). Bissu in Their Role as Maintenance and Preserving Classical Buginese Culture. 3rd International Conference on Education, Science, and Technology (ICEST 2019), 481(Icest 2019), 7–10. https://doi.org/10.2991/assehr.k.201027.002.
Triadi, F. (2019). Bissu and Toboto Domain; Lanskap, Islam, dan Negosiasi. ETNOSIA: Jurnal Etnografi Indonesia, 4(1), 73. https://doi.org/10.31947/etnosia.v4i1.6163.
Untara, I. M. G. S., & Rahayu, N. W. S. (2020). Bissu: Ancient Bugis Priest (Perspective On The Influence Of Hindu Civilization In Bugis Land). Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu Science and Religious Studies, 4(2), 243–249