Tradisi Pengucapan Syukur Minahasa dan Pemertahanan Kuliner Tradisional

  • Sonya Indriati Sondakh FIB Universitas Indonesia
  • M. Yoesoef Universitas Indonesia

Abstrak

Pengucapan syukur Minahasa merupakan tradisi panen yang dirayakan setiap tahun, yang mempertemukan ritual religi Kristen dan ritual religi tradisional masyarakat Minahasa pra-Kristen. Ritual-ritual yang sakral maupun yang profan melibatkan makanan yang berlimpah. Tradisi pengucapan syukur merupakan wujud rasa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Besar (Opo Empung Wailan Wangko) atas berkat keberhasilan panen. Terkait makanan dalam tradisi panen ini, nasi jaha yang dimasak dalam bambu dan dodol merupakan makanan yang wajib dihadirkan untuk dimakan di tempat perayaan dan/atau dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Artikel ini mendiskusikan bagaimana kuliner tradisional Minahasa, terutama yang dimasak dalam bambu, menjadi salah satu unsur yang membuat tradisi ini tetap bertahan kendati ada kendala-kendala dalam perayaan tahunan. Penelitian ini memperoleh data melalui kajian kepustakaan, wawancara, dan observasi di lapangan yang dilengkapi dokumentasi.

Referensi

Asdhiana, I Made. 2013. Kelezatan di Rongga Buluh ala Minahasa https://travel.kompas.com/read/2013/12/20/0835255/Kelezatan.di.Rongga.Buluh.ala.Minahasa. diakses 08 April 2022.

Bell, C. (1997). Ritual Perspectives and Dimensions. Oxford: Oxford University Press.

Broch, H. B., & Schefold, R. (1996). Minahasa Past and Present: Tradition and Transition in an Outer Island Region of Indonesia. The Journal of Asian Studies, 55(4), 1082–1084.

Ceisel, C. (2018). Food Studies: Oxford Research Encyclopedia. Oxford: Oxford University Press USA.

Erll, A. (2011). Memory in Culture. New York: Palgrave McMillan.

Erwhintiana, I., & Milal, M. S. (2022). Apropriasi Spiritual dalam Konteks Tradisi: Pembacaan Hermeneutika Ricouer dalam Kitab Negarakertagama. Arif. Jurnal Sastra Dan Kearifan Lokal, 1(2), 334-351.

Felly-Hernik, Gillian. (1994). The Lord’s Table The Meaning of Food in Early Judaism and Christianity. Washington: Smithsonian Institution Press..

Karundeng, Rikson Childwan. 2021. Perayaan Pengucapan Syukur: Tradisi Rumages yang Bertransformasi. https://www.facebook.com/notes/rikson-childwan-karundeng/perayaan-pengucapan-syukur-tradisi-rumages-yang-bertransformasi/10151669729239718/ diterbitkan pada 12 Maret 2021

Kleden, N. (2015). Modul Tradisi Lisan Nusantara dan Warisan Budaya. Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan.

Langi, G. K. L. (2017). Eksistensi Kuliner Tinutuan dalam Pola Kebiasaan Makan di Kota Manado [Disertasi]. Denpasar: Universitas Udayana.

Regar, E. F. A. (2018). Konsepsi Pengucapan syukur di Kecamatan Suluun-Tareran Kabupaten Minahasa Selatan [Disertasi]. Manado: Universitas Sam Ratulangi.

Parengkuan, Fendy EW. 2013. Kelezatan di Rongga Buluh ala Minahasa. Hasil wawancara oleh Kompas.com https://lipsus.kompas.com/ekspedisialamliar/read/2013/12/20/0835255/Kelezatan.di.Rongga.Buluh.ala.Minahasa diterbitkan pada 20 Desember 2013. Schechner, R. (2013). Performance Studies: An Introduction. London & New York: Routledge.

Spradley, J. P. (2016). The Ethnographic Interview. Orlando: Waveland Press, Inc.

Sumakul, H. W. B. (2005). The Concept of Vocation amongst Migrant Workers of the GMIM (Christian Evangelical Church in Minahasa) in Postmodern Times [Disertasi]. University of Free State.

Tampake, T. (2021). Dramaturgi Sakaiba dalam Hibridisasi Budaya Minahasa . Paradigma Jurnal Kajian Budaya, 11(3).

Vansina, J. (1985). Oral Tradition As History. Wisconsin: The University of Wisconsin Press.

Weichart, G. (2004). Minahasa Identity: A Culinary Practice. Antropologi Indonesia Special Volume.

Weol, W., Heydemans, N. A., & Langi, F. M. (2021). Transformasi Pengucapan syukur: Idenitas dan Relasi Sosial Era Pandemi Covid-19 di Tomohon. Jurnal Ilmiah Tumou Tou, 8(1).

Diterbitkan
2022-08-31