Aspek Agraris dan Maritim dalam Makanan Tradisional Kuah Tige

  • Destriyadi Universitas Gadjah Mada
Keywords: agraris, kuah tige, makanan tradisional, maritim, masyarakat

Abstract

Hasil hubungan masyarakat dengan alam dapat dilihat dari makanan tradisional kuah tige, Natuna. Budaya maritim dan budaya agraris berhubungan dengan masyarakat dan alam. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan aspek agraris dan maritim dalam makanan tradisional kuah tige. Data penelitian kualitatif deskriptif ini diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi pustaka. Ada tiga tahap penelitian, yaitu reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Natuna yang dikelilingi lautan luas dan tanah yang subur, makanan tradisional kuah tige menjadi milik sebagian komunitas masyarakat secara kolektif. Bahan baku makanan tradisional kuah tige berasal dari budaya agraris seperti kelapa kukur, sagu butir, dan ubi rebus, sedangkan yang berasal dari budaya maritim adalah gulai air ikan. Perbedaan pandangan dan kebiasaan masyarakat Natuna mengenai kuah tige dipandang sebagai cara untuk menguatkan dan memperkaya kebudayaan.

References

Aanteekeningen Betreffende Het Adatrecht der Afdeeling Poelau Toedjoeh (1922). In Adatrechtbundels Bezorgd oor de Commissie voor het adatrecht en uitgegeven door het koninklijk instituut voor de taal-, land- en volken- kunde van Nederlandsch-Indie XX: Sumatra en Riau (hlm. 481). ‘s-Gravenhage, Martinus Nijhoff.

Aryadi, M. R., & Suriadi, A. (2018). Kebudayaan Agraris di Desa Tegur Wangi sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah. Kalpataru Jurnal Sejarah Dan Pembelajaran Sejarah, 4(1), 69–75.

Chairunnisa, I., Rijanta, R., & Baiquni, M. (2019). Pemahaman Budaya Maritim Masyarakat Pantai Depok Kabupaten Bantul. Media Komunikasi Geografi, 20(2), 199.

Danandjaya, J. (1991). Foklor Indonesia; Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain. Pustaka Utama Grafiti.

Destriyadi. (2019). Kearifan Lokal dalam Cerita Rakyat Natuna: Kajian Tradisi Lisan. Universitas Negeri Jakarta.

Destriyadi. (2021). Festival Budaya Desa di Serantas. Toknyong.Com. https://toknyong.com/2021/11/21/festival-budaya-desa-di-serantas/

Destriyadi. (2022). Konteks Sosial Budaya dan Fungsi Sastra Lisan Natuna. Universitas Gadjah Mada.

Effendy, C. (2017). Nilai-nilai Budaya dalam Teks Raja Alam. Jurnal Kajian Pembelajaran Dan Keilmuan, 1(2), 1–12.

Harkantiningsih, N. (2018). Arkeologi Perbatasan Natuna: Perlintasan Budaya dan Niaga. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Harkantiningsih, N., & Wibisono, S. C. (2016). Arkeologi Natuna: Singkapan Identitas Budaya di Gugus Kepulauan Terdepan Indonesia. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Harsana, M., & Triwidayati, M. (2020). Potensi Makanan Tradisional sebagai Daya Tarik Wisata Kuliner di D. I. Yogyakarta. Prosiding PTBB, 15(1).

Harwindito, B., Saptadinata, A., & Sirait, A. O. (2022). Kernas sebagai kuliner Khas Lokal Daerah Masyarakat Natuna. Jurnal Pendidikan dan Perhotelan, 2(1), 16–25.

Hilmanto, R. (2010). Etnoekologi. Universitas Lampung.

Jumari, Setiadi, D., Purwanto, Y., & Guhardja, E. (2012). Etnoekologi Masyarakat Samin Kudus Jawa Tengah. Bioma, 14(1), 7–16.

Kusumawati, I., Diana, F., & Humaira, L. (2018). Studi Kualitas Air Budidaya Latoh (Caulerpa racemosa) di Perairan Lhok Bubon Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat. Jurnal Akuakultura, 2(1), 33–43. https://doi.org/10.35308/ja.v2i1.781

Natuna, B. K. (2023). Kabupaten Natuna dalam Angka 2023 (B. K. Natuna (Ed.)). BPS Kabupaten Natuna.

Nurmansyah, G., Rodliyah, N., & Hapsari, R. A. (2019). Pengantar Antropologi: Sebuah Ikhtisar Mengenal Antropologi. AURA.

Rananda, A., Jumsurizal, & Putri, R. M. S. (2023). Pengaruh Pengolahan Bahan Baku Terhadap Karakteristik Tabel Mando Ikan Tongkol (Euthynnus affinis). Marinade, 06(April), 87–96.

Rijali, A. (2018). Analisis Data Kualitatif. Jurnal Alhadharah, 17(33), 81–95.

Samara, E., Sari Putri, R. M., & Suhandana, M. (2018). Penerimaan Konsumen terhadap Kernas Natuna. Jurnal Teknologi Pertanian, 7(1), 1–7. https://doi.org/10.32520/jtp.v7i1.108

Siregar, M. (2008). Antropologi Budaya. Fakultas Bahasa Sastra dan Seni Universitas Negeri Padang.

Sri Rejeki, M. N. (2013). Perspektif Antropologi dan Teori Komunikasi: Penelusuran Teori-teori Komunikasi dari Disiplin Antropologi. Jurnal Ilmu Komunikasi, 7(1), 41–60.

Syamsuddin, B. M. (1997). Cerita Rakyat dari Natuna. Grasindo.

Tijl, W. J. (1938). Van Kalme Stroomen En Verre Stranden: Leven servaring en Pluizerij. Utrecht Broekhoff N.V. v.h. Kemink En Zoon.

Tumpuan, A. (2022). Eksplorasi Potensi Wisata kuliner dalam Mendukung Perkembangan Pariwisata di Kabupaten Natuna. Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention, and Event Management, 5(1), 41–50.

Utami, S. (2018). Kuliner Sebagai Identitas Budaya: Perspektif Komunikasi Lintas Budaya. CoverAge: Journal of Strategic Communication, 8(2), 36–44.

Widyastuti, S. H. (2013). Folklor Bukan Lisan: Makanan Rakyat Sebagai Sumber Informasi Kebudayaan Daerah. In S. Endraswara (Ed.), Folklor Nusantara: Hakikat, Bentuk, dan Fungsi (hlm. 263). Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Published
2023-08-31
How to Cite
Destriyadi. (2023). Aspek Agraris dan Maritim dalam Makanan Tradisional Kuah Tige. Arif: Jurnal Sastra Dan Kearifan Lokal, 3(1), 181-198. https://doi.org/10.21009/Arif.031.10