Konsep Habitus Bourdieu dan Dinamika Masyarakat Tionghoa dalam Pendidikan Jang Kliroe dan Korban Dari Peroentoengan

  • Cahyaningrum Dewojati Universitas Gadjah Mada
  • Nadhilah Nurtalia Universitas Gadjah Mada
Keywords: habitus, kritik pengarang, modal, peranakan Tionghoa

Abstract

Sastra peranakan Tionghoa sebelum Indonesia merdeka adalah pioneer sastra modern Indonesia. Karya-karya yang dihasilkan oleh pengarang Tionghoa banyak merefleksikan dinamika sosial dan budaya masyarakat pada masa itu. Sebagian dari mereka berhasil memasuki kelas sosial baru sekaligus membangun kultur yang baru pula. Penelitian ini bertujuan mengkaji habitus, modal, serta kritik pengarang terhadap aspek gaya hidup dan pendidikan kalangan Tionghoa dalam Pendidikan Jang Kliroe karya Lauw Giok Lan dan Korban dari Peroentoengan karya Gan Tjian Lie. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat habitus tertentu yang menarik yang muncul melalui tokoh dalam novel PJK dan KDP, sementara modal yang dimiliki antara lain modal ekonomi, modal sosial, dan modal budaya. Lauw dan Gan menggunakan karya mereka sebagai sarana kritik terhadap permasalahan yang menjangkiti masyarakat kelas atas Tionghoa di Hindia Belanda, seperti perilaku konsumerisme kalangan hartawan Tionghoa dan efek-efek negatif dari pendidikan ala Barat yang diterima oleh anak-anak muda Tionghoa.

References

Bourdieu, P. (2016). Arena Produksi Kultural: Sebuah Kajian Sosiologi Budaya. Bantul: Kreasi Wacana.

Corrigan, P. (1997). The Sociology of Consumption: An Introduction. London: SAGE Publications, Ltd.

Danyati, R., dan Budiman, S. (2012). Peranan Sekolah Tiong Hoa Hwe Koan dan Hollandsch Chineesch School Terhadap Etnis Tionghoa. Cakrawala: Jurnal Humaniora Bina Sarana Informatika, 12(1), 17–24.

Fahmilda, Y., dan Prastiyono, Y. A. (2021). Representasi Pendidikan Peranakan Tionghoa pada Masa Hindia-Belanda dalam “Ruma Sekola yang Saya Impiken” karya Kwee Tek Hoay. Bahterasia: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 2(1).

Gan, T. L. (1923h). Korban dari Peroentoengan. Batavia: N. V. Handel Mij. dan Drukkerij “SIN PO.”

Haerussaleh, dan Huda, N. (2021). Modal Sosial, Kultural, dan Simbolik sebagai Representasi Pelanggengan Kekuasaan dalam Novel The President Karya Mohammad Sobary (Kajian Pierre Bourdiue). Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Metalingua, 6(1), 19–28.

Haryatmoko. (2016). Membongkar Rezim Kepastian: Pemikiran Kritis Post-Strukturalis. Yogyakarta: PT Kanisius.

Jatmiko, R., dan Abdullah, M. (2021). Habitus, Modal, dan Arena dalam Cerbung Salindri Kenya Kebak Wewadi Karya Pakne Puri Tinjauan Bourdieu. Sutasoma: Jurnal Sastra Jawa, 9(1), 100—115.

Lan, L. G. (1913). Karina-Adinda. Pintoe Besar-Batavia: Tjiong Koen Bie, Electr, Drukkerij.

Lauw, G. L. (1992). Pendidikan Jang Kliroe (Tooneelstuk Dalem Lima Bagian). Bandung: A.C. Nix dan Co.

Liu, O. (2014). Countering “Chinese Imperialism”: Sinophobia and Border Protection in the Dutch East Indies. Indonesia, 97, 87–110.

Martono, N. (2012). Kekerasan Simbolik di Sekolah: Sebuah Ide Sosiologi Pendidikan Pierre Bourdieu. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Prasetyo, Y., dan Amin A., A. F. (2022). From Old Fashioned to Stylish: Perubahan Tren Busana Elite Tionghoa Batavia 1890–1942. Keraton: Journal of History Education and Culture, 4(2), 88–96.

Ricklefs, M. C. (2008). A History of Modern Indonesia Since c. 1200. Houndmills: Palgrave Macmillan.

Rohmah, F., dan Mastuti P., S. (2014). Kritik Kwee Kek Beng Terhadap Pendidikan Anak-Anak Tionghoa di Hindia Belanda. AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah, 2(3), 393–405.

Setiawan, B., dan Suwandi, E. (2022). The Development of Indonesia National Curriculum and Its Changes: The Integrated Science Curriculum Development in Indonesia. Journal of Innovation in Educational and Cultural Research, 3(4), 528–535.

Susanto, D. (2017a). Recinanisasi dan Gagasan Nasionalisme: Teks-Teks Agama Khonghucu di Indonesia Tahun 1900–1910. Proceeding The Second International Symposium on Religious Literature and Heritage, 89–107. Bogor.

Susanto, D. (2017b). Subjek Peranakan Tionghoa yang Ambigu dalam Drama Karina-Adinda (1913) Karya Lauw Giok Lan. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 17(2), 151–164.

Veblen, T. (1994). The Theory of the Leisure Class. New York: Dover Publications, Inc.

Warde, A. (2017). Consumption: A Sociological Analysis. London: Palgrave Macmillan.

Published
2023-08-31
How to Cite
Dewojati, C., & Nadhilah Nurtalia. (2023). Konsep Habitus Bourdieu dan Dinamika Masyarakat Tionghoa dalam Pendidikan Jang Kliroe dan Korban Dari Peroentoengan. Arif: Jurnal Sastra Dan Kearifan Lokal, 3(1), 1-23. https://doi.org/10.21009/Arif.031.01