Patriotisme sebagai Ruang Ketiga: Praktik Ritual Adat Ujung Mantra dalam Masyarakat Gucialit-Lumajang

  • Aprinus Salam Universitas Gadjah Mada
Keywords: agama, modernisasi, patriotisme, ritual, ujung mantra

Abstract

Perubahan prosesi ritual adat dalam suatu tradisi masyarakat merupakan hal yang lazim terjadi seiring pergerakan sosiokultural masyarakat. Bagaimana tradisi dan budaya berubah di antara pergerakan manusia secara kolektif, periode sejarah, dan hubungan dilematis antara agama, budaya (adat), dan transisi lainnya. Tulisan ini memusatkan perhatian pada upacara adat ujung mantra masyarakat Lumajang. Apakah ujung mantra pada masyarakat Gucialit Lumajang yang menuju modern masih mempertahankan otentitasnya? Sebagai ruang kultural, berdasarkan data historisnya, Lumajang adalah wilayah diaspora sehingga sebagian besar masyarakatnya adalah Madura-Jawa dan masyarakat Gucialit, sebagian besar beragama Islam. Bahasan utama tulisan, adalah sejarah, praktik, dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam upacara adat ujung mantra. Di balik praktik ritual tercipta ruang liminal dengan menghadirkan wacana patriotik. Tujuan upacara bergeser dari ritual pemanggil hujan menjadi mencipta kerukunan antarwarga. Patriotisme sebagai strategi pengalihan wacana dan alternatif untuk melebur persinggungan antara agama, budaya, dan modernitas di dalam ruang ketiga (ujung mantra).

References

Abdullah, I. (2006). Konstruksi dan Rekonstruksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ahimsa-Putra, S.H. (2009). Paradigma Ilmu Sosial-Budaya: Sebuah Pandangan. Dalam Kuliah Umum ”Paradigma Penelitian Ilmu-ilmu Humaniora”, diselenggarakan oleh Program Studi Linguistik, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, di Bandung, 7 Desember. 2009.

Arifin, E.B. (1997). Migrasi Orang-Orang Madura dan Jawa ke Jember. Jakarta: Depdikbud.

Beatty, A. (1999). Varieties of Javanese Religion: An Anthropological Account. Cambridge: Cambridge University Press.

Berger, P. L. (2018). Tafsir Sosial Atas Kenyataan: Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan. Jakarta: LP3ES.

Bourdieu, P. (2010). Arena Produksi Kultural: Sebuah Kajian Sosiologi Budaya. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Cresswell, J.W. (2012). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Durkheim, E. (2011). The Elementary of Religious Life. Terjemahan Inyiak Ridwan M. Yogyakarta: IRCISOD.

Geertz, C. (1973). Ritual and Social Change: A Javanese Example. Dalam Pamela J. Stewart dan Andrew Strathern (Ed), Ritual (hal. 549-576). London: Routledge.

Geertz, C. (1976). The Religion of Java. Chicago: University of Chicago Press.

Giddens, A. (2001). Tumbal Modernitas: Ambruknya Pilar-Pilar Keimanan. Terjemahan M Yamin. Yogyakarta: IRCISOD.

Fashri, Fauzi. (2014). Pierre Bourdieu Menyikap Kuasa Simbol. Yogyakarta: Jalasutra.

Hartono, M. (2010). Migrasi Orang-orang Madura di Ujung Timur Jawa Timur: Suatu Kajian Sosial Ekonomi, ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah 8(1), 1-10. DOI: 10.21831/istoria.v8i1.3717.

Hafid, J. (2001). Perlawanan Petani, Kasus Tanah Jenggawah. Jakarta: Pustaka latin.

Hefner, R.W. (1985). Hindu Javanese: Tengger Tradition and Islam. Princeton: Princeton University Press.

Hilmi, Masdar. 1994. Islam and Javanese Aculturation. (Thesis) Canada: Magister of McGill University.

Khiun, L.K. (2012). Liberalism, Feminism, Popularizing Health Communication. England: Ashgate Pub. Ltd.

Kuntowijoyo. (2017). Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris: Madura 1850–1940. Yogyakarta: IRCiSoD.

Pigeaud, T.G. (1962). Java in Fourteenth Century: A Study, in Cultural History: the Nāgara-Kĕrtāgama by Rakawi Prapañca of Majapahit, Volume 5. The Hague: Martinus Nijhoff.

Sutarto, A., dkk. (2013). Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Lokal Jawa Timur. Jakarta: Kemendikbud.

Syam, N. (2005). Islam Pesisir. Yogyakarta: LkiS.

Wallace, A.F.C. (2013). Religion: An Anthropology Perspective. Random House Publishing.

Woodward, M.R. (1999). Islam Jawa: Kesalehan Normatif versus Kebatinan. Yogyakarta: LKiS.

Zoebazary, I. (2017). Orang Pendalungan: Penganyam Kebudayaan di Tapal Kuda. Jember: Paguyupan Pandhalungan Jember.

Published
2023-08-31
How to Cite
Salam, A. (2023). Patriotisme sebagai Ruang Ketiga: Praktik Ritual Adat Ujung Mantra dalam Masyarakat Gucialit-Lumajang. Arif: Jurnal Sastra Dan Kearifan Lokal, 3(1), 107-124. https://doi.org/10.21009/Arif.031.06