Fungsi Edukatif Tradisi Lisan Teater Dulmuluk pada Masyarakat Palembang

  • Margareta Andriani Universitas Bina Darma
  • Siti Gomo Attas Universitas Negeri Jakarta
  • Zuriyati Universitas Negeri Jakarta

Abstrak

Teater Dulmuluk sebaga teater tradisional merupakan ikon masyarakat Palembang. Sebagai tradisi lisan, teater Dulmuluk tentu saja memiliki fungsi kebermanfaatan yang dapat dijadikan pedoman dalam berprilaku bagi masyarakat khususnya masyarakat Palembang. Namun sayangnya, saat ini teater Dulmuluk berada di titik nadir. Dahulu, pertunjukannya ditunggu dan digemari masyarakat, tetapi sekarang eksistensinya mulai memudar. Berdasarkan hal ini, maka penting dikaji bagaimana fungsi-fungsi kebermanfaatan di dalam pertunjukan teater Dulmuluk sehingga dapat dijadikan pedoman dalam berprilaku bagi masyarakat Palembang. Penelitian ini menggunakan metode etnografi. Adapun hasil penelitian ini, yaitu 1) berfungsi sebagai pendidikan bagi generasi muda karena di dalam pertunjukan teater Dulmuluk penuh dengan nilai-nilai kebermanfaatan yang dapat dijadikan pedoman dalam berprilaku bagi masyarakatnya; 2) berfungsi sebagai peningkatan perasaan solidaritas suatu kelompok baik antar pemain maupun bagi masyarakat penonton; 3) berfungsi sebagai pemberian sanksi social bagi yang bersalah serta mengajarkan kebaikan-kebaikan; 4) berfungsi sebagai sarana kritik sosial yang disampaikan melalui guyonan-guyonan yang segar; 5) dan dapat mengubah pekerjaan yang membosankan menjadi sebuah permainan yang mengasyikkan.

Referensi

Abdullah, M., Ahmad, N., Soetjipto, F. A., dan Safwan, M. (1985). Kota Palembang sebagai Kota Dagang dan Industri. Jakarta: Dirjen Sejarah dan Nilai Tradisional Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Alwi, A. (2018). Karakter Masyarakat Islam Melayu Palembang. Psikoislamedia Psikologi Islam, 3(1), 1–15. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.22373/psikoislamedia.v3i1.2869.

Djuweng, S. (2015). Tradisi Lisan Dayak dan Modernisasi: Metodologis Penelitian Sosial Positif dan Penelitian Partisipatoris. Dalam Pudentia (Ed.), Metodologi Kajian Tradisi Lisan (4 ed., hlm. 182–212). Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Dundes, A. (1965). The Study of Folklore. Prentice-Hall, Inc.

Husna, A. (2018). Strategi Pemerintah dalam Mengembangkan Civic Culture Masyarakat Melayu Palembang: Suatu Kajian tentang Program Palembang Emas 2018 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu. (Disertasi, Universitas Pendidikan Indonesia).

Latifah, R. (2018). Pengembangan Model Pertunjukan Teater Tradisional Dulmuluk Berbasis Sastra Melayu Lama Syair Siti Zubaidah. repository.radenfatah.ac.id. http://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/6192.

Lintani, V. Al. (2014). Dulmuluk Warisan Budaya Indonesia.

Majid, B. (2017). Revitalisasi Fungsi Tradisi Lisan Dola Bololo dalam Masyarakat Ternate Moderen. Etnohistori, IV(2), 114–135.

Mantra, I. B. N., dan Widiastuti, I. A. M. S. (2014). Fungsi dan Makna Tradisi Lisan Genjek Kadong Iseng. Jurnal Bakti Saraswati, 3(2), 31–39. https://www.neliti.com/publications/75016/fungsi-dan-makna-tradisi-lisan-genjek-kadong-iseng#cite.

Nurhayati. (2013). Seni Pementasan Daerah Dulmuluk. 1–68.

Nurhayati, Purnomo, M.E., dan S. (2018). Pengaruh Online Peer Editing Berbasis Elearning terhadap Kemampuan Menulis Naskah Drama Dulmuluk. 1–9.

Nurhayati, Subadiyono, dan D. S. (2013). Revitalisasi Seni Pertunjukan Dulmuluk (Pertama). Leutika Nouvalitera.

Oktovianny, L. (2014). Pengembangan Model Seni Pertunjukan Dulmuluk Upaya Pemertahanan Seni Budaya Lokal.

Rachman, A. K. dan Susandi, M. P. (2020). Pengantar Perencanaan dan Pementasan Drama.

Ratnawati, L., Idi, A., dan Nurhayati. (2018). Writing Dulmuluk Script in Siti Zubaidah Version: Defense Efforts of Dulmuluk in the Global Era. KnE Social Sciences, 3(9), 177. https://doi.org/10.18502/kss.v3i9.2625.

Spradley, J. P. (2006). Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Diterbitkan
2023-08-31