Kearifan Lokal: Representasi Tradisi Kawin Lari dalam Karya Sastra

Authors

  • Heru S.P. Saputra Universitas Jember
  • Dewi Angelina Universitas Jember
  • Abu Bakar Ramadhan Muhamad Universitas Jember
  • Meilani Samosir Universitas Jember

DOI:

https://doi.org/10.21009/Arif.032.03

Keywords:

foklor, lokalitas, mekanisme budaya, nilai-nilai kemanusiaan, tradisi

Abstract

Artikel ini bertujuan mendiskusikan kearifan lokal, khususnya tradisi kawin lari, yang terefleksi di dalam karya sastra. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif. Objek materialnya adalah novel Mangalua karya Idris Pasaribu, sedangkan objek formal berupa teori antropologi sastra dan teori representasi. Hasil kajian menunjukkan kuatnya nilai-nilai lokalitas dan dinamika peradaban. Hal tersebut merepresentasikan religi berupa aliran kepercayaan (Parmalim), agama samawi (Kristen), kearifan lokal berupa tradisi kawin lari (mangalua), dan refleksi multivalensi budaya. Dari berbagai tanda (bahasa dan warna lokal) dan konsep (dalam pikiran pengarang dan pembaca) tentang kawin lari, maka dapat dimaknai bahwa novel Mangalua merepresentasikan kisah kehidupan masyarakat Batak Toba masa lalu (masa kolonial Belanda), baik menyangkut religi maupun kearifan lokal. Dari perspektif budaya (antropologi), tradisi kawin lari mengandung nilai positif karena mampu mengakomodasi nilai-nilai kemanusiaan dalam menyelesaikan persoalan yang dialami oleh masyarakat di tanah Batak. Tradisi kawin lari menjadi alternatif solusi secara kultural yang bersifat fleksibel dan humanis.

References

Ahmad, N. (2009). “Representasi Maskulinitas Baru pada Iklan Produk Kosmetik Pria dalam Majalah Berbahasa Jerman Brigitte dan Stern. Skripsi. Jakarta: FIB UI.
Ahmed, R. (2014). “The Scope of Literary Anthropology: A Hinge Between Anthropology and Literature,” Journal of Emerging Technologies and Innovative Research (JETIR), 10(2), 10-13, https://www.jetir.org/papers/JETIR2302502.pdf.
Alfia, Y., Toto, S.B., & Munawir, L.O. (2021). “Perspektif Hukum Adat Kawin Lari (Silayyang) Suku Bajau di Desa La Gasa Kabupaten Muna,” Jurnal Hukum, 37(1), 24-35. https://doi.org/10.26532/jh.v37i1.15706.
Annisa, A.N. (2017). “Penerapan Pidana Adat Kasus Silariang dalam Perspektif Hukum Nasional dan Hukum Islam di Desa Bululoe, Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto,” Skripsi. Makassar: UIN Alauddin.
Ariawan, G.A.P., Sudiatmaka, K., & Adnyani, N.K.S. (2018). “Hukum Adat Kawin Lari dalam Perspektif UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Studi Kasus di Desa Pakraman Pedawa Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng),” Journal Komunitas Yustisia, 1(3), 206-215. https://doi.org/10.23887/jatayu.v1i3.28744.
Aso, L., Herman, Haris, O.K., Suraya, R.S. Maliudin, & Banara, L. (2022). “Elopement (Dopofileighoo) Tradition on the Muna Ethnic Society at Muna Barat Regency of Southeast Sulawesi, Indonesia,” International Journal of Social Science And Human Research, 5(1), 71-76. https://doi.org/10.47191/ijsshr/v5-i1-11.
Ayumi, A.Y., Supriyanto, T., & Doyin, M. (2022). “The Tradition of the Batak Toba Tribe Marriage in the Novel Mangalua by Idris Pasaribu,” Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 11(2),113-121. https://doi.org/10.15294/seloka.v11i3.57817.
Bullock, M. (1979). “The Enclosure of Consciousness: Theory of Representation in Literature,” MLN, 94(5), 931–955. https://doi.org/10.2307/2906561.
Caroline, S.A., Anoegrajekti, N. & Saputra, H.S.P. (2019). “Representasi Perempuan sebagai Simbol Perlawanan pada Novel Jalan Panjang Menuju Pulang Karya Pipiet Senja: Kajian Feminisme Radikal,” 20(2), 78-88. https://doi.org/10.19184/semiotika.v20i2.13298.
Ciputra, W. (2022). “Biografi Ludwig Ingwer Nommensen, Pembawa Ajaran Kristen ke Tanah Batak.” https://medan.kompas.com/read/2022/02/06/122335878/biografi-ludwig-ingwer-nommensen. (Diakses 12 Oktober 2023).
Craith, M.N. & Fournier, L.S. (2016). “Literary Anthropology: the Sub-Disciplinary Context,” Anthropological Journal of European Cultures, 25(2), 1-8. doi:10.3167/ajec.2016.250101.
Davidsen, H.M. (2018). “The Literary Representation of Reality,” Res Cogitans, 13(1), 111-134
Deliani, M.K., & Rosliani. (2021a). “Ideologi Pengarang pada Novel Mangalua Karya Idris Pasaribu,” Medan Makna, 19(1), 65-73. http://dx.doi.org/10.26499/mm.v19i1.3546.
Deliani, M.K., & Rosliani. (2021b). “Social Context in Mangalua’s Novel by Idris Pasaribu: A Literature Sociology Study,” Budapest International Research and Critics in Linguistics and Education (BirLE) Journal, 4(1), 577-587. https://doi.org/10.33258/birle.v4i1.1723.
Dolosi, A., Zein, M., & Abdullah, B.H. (2022). “Tinjauan Hukum Islam terhadap Sikolodha Adat Galela di Halmahera Utara,” Indonesian Journal of Shariah and Justice (IJSJ), 2(1), 1-22. https://doi.org/10.46339/ijsj.v2i1.24.
End, T.V.D. & Weitjens, J. (2015). Ragi Carita 2: Sejarah Gereja di Indonesia Tahun 1860-an—Sekarang. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Hajariah, S. (2021). “Penyelesaian Secara Adat Prosesi Kawin Lari (Munik) dalam Masyarakat Gayo pada Kec. Atu Lintang Kab. Aceh Tengah,” Skripsi. Banda Aceh: UIN Ar-Raniry.
Hall, S. (ed.). (2003). Representation: Cultural Representation and Signifying Practices. London: Sage Publication.
Hasan, H., Jubba, H., Abdullah, I., Pabbajah, M. & Rahman R., A. (2022). “Londo Iha: Elopement and Bride Kidnapping amongst the Muslims of Monta, Bima, Indonesia,” Cogent Social Sciences, 8:1, 1-13, https://doi.org/10.1080/23311886.2021.2023973.
Hasanah, S.W. (2017). “Autobiografi Idris Pasaribu.” Academia-Edu. https://www.academia.edu/34794187/AUTOBIOGRAFI_IDRIS_PASARIBU. (Diakses 12 Oktober 2023).
Hatees, B.P. (2015). “Sebambangan”. Lampung Post, 29 Mei 2015, hlm 16.
Hudalinnas. (2012). “Tradisi Merariq (Kawin Lari) pada Masyarakat Sasak Lombok dalam Perspektif Hukum Islam,” Skripsi. Makassar: UIN Alauddin.
Hutasuhut, M.L. (2009). "Language, Culture and Society: a Theoretical Analysis of Stuart Hall's Representation and Signifying Practices," Jurnal Bahas Unimed, no. 75.
Jasrun, Hafsah, W.O.S., Laxmi, (2018). “Pofeleigho: Kasus Kawin Lari pada Masyarakat Muna di Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia (Studi Kasus pada Sembilan Pasangan Rumah Tangga),” Etnoreflika, 7(1), 58-65. https://doi.org/10.33772/etnoreflika.v7i1.543.
Jaya, M., & Febria, A. (2022). “Lari Kawin sebagai Wujud Penyimpangan Sosial dalam Tradisi Adat Perkawinan di Rantau Panjang Kelurahan Kampung Baruh Kec. Tabir Kab. Merangin,” Jurnal Politik dan Pemerintahan Daerah, 4(1), 97-118. https://doi.org/10.36355/jppd.v4i1.41.
Kaunang, A., Dungga, W.A., & Bakung, W.A. (2023). “Akibat Hukum Kawin Lari Berdasarkan Hukum Islam dan UU Perkawinan (Studi Kasus Kec. Tolinggula),” Jurnal Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni (JISHS), 1(2), 199-203. https://doi.org/10.47233/jishs.v1i2.710.
Khajavian, F., Ghandeharion, A., & Hardenberg, R. (2023). “Twinning Literature and Anthropology: A Proposed Theoretical Framework for Litero-Anthropological Research via “Exemplary Person”, “Value Formation” and “the Good Life”,” Critical Literary Studies, 5(2), 1-27. https://doi.org/10.34785/J014.2023.014.
Kheryadi, Zuriyati, & Lustyantie, N. (2021). “Cultural Values in the Novel Charlotte’s Web - E.B White: Literary anthropology Approach,” Loquen: English Studies Journal, 14(2), 58-63. https://doi.org/10.32678/loquen.v14i2.5100.
Mariati, S. (2006). “Membaca Bekisar Merah, Mengeksplorasi Nilai-nilai Budaya Jawa,” Semiotika, 7(1), 47-55. https://jurnal.unej.ac.id/index.php/SEMIOTIKA/issue/view/619.
Mukhtar, R.H. (2021). “Nilai Budaya Sunda dalam Novel Jawara: Angkara di Bumi Krakatau Karya Fatih Zam,” Semiotika, 22(2), 96-108. https://doi.org/10.19184/semiotika.v22i2.24657.
Nainggolan, T. (2012). Batak Toba: Sejarah dan Transformasi Religi. Medan: Bina Media Perintis.
Nasution, R.M. (2020). “Analisis Sosiologis Novel Mangalua: Perang Antarkampung, Kawin Lari, Ironi Adat Batak,” Medan Makna, 18(1), 34-49. http://dx.doi.org/10.26499/mm.v18i1.2315.
Naz, A., Sheikh, I., Khan, W., Saeed, G. (2015). “Traditional Wedding System and Marriage by Elopement among Kalasha Tribe of District Chitral, Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan,” FWU Journal of Social Sciences, 9(1), 59-69. https://www.researchgate.net/publication/283243529.
Nuriadi. (2009). Merpati Kembar di Lombok. Lombok: Arga Puji Press.
Pabichara, K. (2012). Gadis Pakarena. Jakarta Selatan: Dolphin.
Pardosi, I. (2017). “350 Tahun Dijajah Belanda, Kok Kristen Minoritas di Indonesia?” https://www.kompasiana.com/pardosi/59c75b719818277ac10b2df2/350-tahun-dijajah-belanda-kok-kristen-minoritas-di-indonesia?page=all#section1 (Diakses 12 Oktober 2023).
Pasaribu, I. (2015). Mangalua. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Pedersen, P.B. (1975). Darah Batak dan Jiwa Protestan. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Poyatos, F. (ed.). (1988). Literary Anthropology: A New Interdisciplinary Approach to People, Signs, and Literature. Amsterdam: John Benyamin Publishing Company.
Ratna, N.K. (2011a). “Antropologi Sastra: Perkenalan Awal,” Metasastra, 4(2), 150-159. http://dx.doi.org/10.26610/metasastra.2011.v4i2.150-159.
Ratna, N.K. (2011b). “Antropologi Sastra: Mata Rantai Terakhir Analisis Ekstrinsik,” Mabasan, 5(1), 39-50. https://doi.org/10.62107/mab.v5i1.197.
Ratna, N.K. (2011c). Antropologi Sastra: Peranan Unsur-Unsur Kebudayaan dalam Proses Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rohmah, N.B. & Rejo, U. (2024). “Kajian Filologi dan Kearifan Budaya Lokal dalam Teks Manuskrip Keislaman Layang Iman Sujana Koleksi Anut Ekowiyono,” Semiotika, 25(1), 165-186. https://doi.org/10.19184/semiotika.v25i1.43815.
Sahabi, F. (2018). “Bentuk Kebudayaan Suku Batak Toba dalam Novel Mangalua Karya Idris Pasaribu.” Skripsi. Gorontalo: FPBS UNG.
Said, M.H.M.D., Hashim, N.M.D., Hak, N.A., & Soh, R.C. (2018). “A Study of Elopement among Muslims in Malaysia and Island of Lombok, Indonesia,” Jurnal Undang-Undang dan Masyarakat (JUUM), 7, 104-114. https://doi.org/10.17576/juum.
Samosir, M. (2023). “Rekonsiliasi Berbasis Budaya Lokal Batak dalam Novel Mangalua Karya Idris Pasaribu: Kajian Antropologi Sastra.” Skripsi. Jember: FIB UNEJ.
Saputra, H.S.P. (2007). Memuja Mantra: Sabuk Mangir dan Jaran Goyang Masyarakat Suku Using, Banyuwangi. Yogyakarta: LKiS.
Saputra, H.S.P. (2021). “Multivalensi Budaya: Etnosains di Balik Wacana Mantra Using, Banyuwangi,” dalam Imawati, E. (ed.). Etnosains Nusantara. Lamongan: CV Pustaka Djati.
Satrya H.D., D., Nurmayani, E., & Yuliatin, R.R. (2022). “Makna Cinta Dalam Sastra Indonesia Lombok,” SeBaSa: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 5(2), 398-412. http://dx.doi.org/10.29408/sbs.v5i2.6163.
Shaufi, A. (2019). “Sejarah SUku Batak”, https://www.academia.edu/41981412/SEJARAH_SUKU_BATAK, (Diakses 12 Oktober 2023).
Sinaga, A.B. (2014). Allah Tinggi Batak Toba: Transendensi dan Imanensi. Yogyakarta: Kanisius.
Sipayung, I.D. (2021). “Analisis Alih Kode dan Campur Kode pada Novel Mangalua.” Skripsi. Medan: FKIP Universitas HKBP Nommensen.
Siswara, A.Y., Saputra, H.S.P., & Maslikatin, T. (2020). “Representasi Kearifan Lokal dari Novel ke Film Raksasa dari Jogja: Kajian Ekranisasi,” Semiotika, 21(2), 127-141. https://doi.org/10.19184/semiotika.v21i2.17464.
Suraya, R.S., Iru, L., Suardika, I.K., Arman, Hayari, Taena, L., Niampe, L., & Aso, L. (2022). “The Resolution Process of Dopofileighoo (Elopement) Tradition in the Muna Ethnic at Muna Barat Regency, the Province of Southeast Sulawesi, Indonesia,” Advances in Social Sciences Research Journal, 9(3). 17-27. https://doi.org/10.14738/assrj.93.11908.
Susilo, E.W.T., Subiyantoro, S., & Wardani, N.E. (2021). “The Study of Literary Anthropology in the Short Story ‘Syukuran Sutabawor’ by Ahmad Tohari,” International Journal of Research and Scientific Innovation (IJRSI), 8(2), 178-183. www.rsisinternational.org.
Sutjiatiningsih (ed.). (1978). Sejarah Daerah Sumatera Utara. Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan.
Suwarni, H. (2020). “Analisis Struktur Greimas Novel Mangalua.” Skripsi. Medan: FKIP Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Tanjung, J. (2015) “Silsilah dan Tarombo Batak dari Si Raja Batak,” https://www.academia.edu/11193070/Silsilah_dan_Tarombo_Batak_dari_Si_Raja_Batak, (Diakses 12 Oktober 2023).
Vergouven, J.C. (1986). Masyarakat dan Hukum Adat Batak Toba. Jakarta: Pustaka Azat.
Wiles, E. (2020). “Three Branches of Literary Anthropology: Sources, Styles, Subject Matter,” Ethnography, 21(2), 280-295. https://doi.org/10.1177/1466138118762958
Wisman, Y.A. (2019). “Konflik Batin Tokoh Utama Jogal dalam Novel Mangalua” Karya Idris Pasaribu: Tinjauan Psikologi Sastra.” Skripsi. Medan: FIB USU.
Wulandari, Y., Purwanto, w.E., Arohmawati, I., & Nawangsari, R. (2021). “Representation Minangkabau Culture in Syair Sidi Djamadi: Study of Literary Anthropology,” Susastra: Jurnal Ilmu Susastra dan Budaya, 10(1), 62-69. https://doi.org/10.51817/susastra.v10i1.7.

Downloads

Published

2024-02-29

How to Cite

Saputra, H. S., Angelina, D. ., Ramadhan Muhamad, A. B. ., & Samosir, M. . (2024). Kearifan Lokal: Representasi Tradisi Kawin Lari dalam Karya Sastra. Arif: Jurnal Sastra Dan Kearifan Lokal, 3(2), 240–265. https://doi.org/10.21009/Arif.032.03