SAHIBUL HIKAYAT: REVITALISASI, HIBRIDITAS DAN IDENTITAS BETAWI DI PERKAMPUNGAN SETU BABAKAN
Keywords:
Sahibul Saga, Revitalization, Hybridity, Identity and Setu BabakanAbstract
Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskankan bagaimana sastra lisan sahibul hikayat dipertunjukan melalui revitalisasi dari hibriditas yang menjadi identitas Betawi di Perkampungan Budaya Setu Babakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif melalui etnografi dengan metode observasi, wawancara, dan dokumen. Analisis dengan deskriptif analisis. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sastra lisan oleh G.L. Koster, Pertunjukan oleh Martha C Sims, dan pewarisan dalam revitalisasi oleh Alberd Lord. Adapaun hasil dari penelitian ini adalah: (1) Bentuk Revitalisasi pertunjukan sahibul hikayat di Perkampungan Setu Babakan, (2) Sahibul Hikayat sebagai hibriditas kebudayaan, (3) Sahibul hikayat sebagai penguat identitas Betawi. Sahibul hikayat sebagai sesuatu yang terbangun dari identitas merupakan sesuatu yang bersifat retak, dan berubah-rubah mengikuti ruang dan waktu. Konstruksi identitas sastra lisan sahibul hikayat merupakan medan pertarungan pemaknaan dalam lingkup kebudayaan.
This paper aims to explain how the oral literature of sahibul hikayat is performed through the revitalization of the hybridity which is a Betawi identity in the Setu Babakan Cultural Village. The method used in this study is a qualitative method through ethnography with methods of observation, interviews, and documents. Analysis with descriptive analysis. The theory used in this study is the oral literary approach by G.L. Koster, a performance by Martha C Sims, and inheritance in revitalization by Alberd Lord. Adapaun the results of this study are: (1) Forms of Revitalization of sahibul hikayat performances in Setu Babakan Village, (2) Sahibul Hikayat as cultural hybridity, (3) Sahibul hikayat as reinforcement of Betawi identity. Sahibul Hikayat as something that is built from identity is something that is cracked, and changes according to space and time. Construction of the literary identity of oral sahibul hikayat is a battlefield of meaning in the scope of culture.