Arkhais - Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/arkhais <p>Arkhais - Jurnal Ilmu&nbsp;Bahasa dan Sastra Indonesia</p> en-US asupriyana1969@gmail.com (Asep Supriyana) sigitwidiatmoko@unj.ac.id (Sigit Widiatmoko) Sat, 11 Feb 2023 00:00:00 +0700 OJS 3.1.2.1 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 METAFORA AKTIVITAS MANUSIA DALAM UNGKAPAN BAHASA INDONESIA KEKINIAN: KAJIAN SEMANTIK KOGNITIF https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/arkhais/article/view/27261 <p>Penggunaan metafora khususnya aktivitas manusia pada ungkapan Bahasa Indonesia memiliki kalimat pada umumnya sangat sulit dipahami. Dari permasalahan tersebut, ditarik tujuan diadakannya penelitian ini yaitu, 1) Mendeskripsikan bagaimana makna metafora aktivitas manusia dalam peribahasa Indonesia dengan pendekatan semantik kognitif, 2) Mendeskripsikan makna metafora aktivitas manusia dalam idiom Bahasa Indonesia dengan pendekatan semantik kognitif, dan 3) Mendeskripsikan makna metafora aktivitas manusia dalam akronim Bahasa Indonesia dengan pendekatan semantik kognitif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, teknik simak bebas libat cakap, dan teknik catat. Hasil dari penelitian ini yaitu, 1) Terdapat makna metafora aktivitas manusia dalam peribahasa Indonesia kekinian, salah satunya yaitu <em>besar gengsi</em>,<em> daripada sayang</em> yang melambangkan wanita di mana pada saat bersama dengan orang terkasihnya sering mencari ribut, 2) Terdapat makna metafora aktivitas manusia dalam idiom Bahasa Indonesia kekinian, salah satunya yaitu <em>adu mulut</em> yang melambangkan organ manusia yang saling bertengkar, dan 3) Terdapat makna metafora aktivitas manusia dalam akronim Bahasa Indonesia kekinian, salah satunya yaitu <em>bucin</em> (<em>budak cinta</em>) yang melambangkan anak-anak yang jatuh cinta. Dengan memahami makna metafora pada ungkapan Bahasa Indonesia kekinian, seseorang akan paham dalam mengkaji makna yang dihasilkan dari sebuah kalimat yang diumpamakan.</p> Teddy Afriansyah, Laya Avi Salsabila , Nabila Rayda , Millatuz Zakiyah Copyright (c) 2022 Arkhais - Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/arkhais/article/view/27261 Thu, 29 Dec 2022 00:00:00 +0700 FUNGSI DAN MAKNA TANDA DALAM CERITA TOPENG BETAWI DI JAKARTA TIMUR PERSFEKTIF SEMIOTIK https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/arkhais/article/view/33805 <p>Kajian terhadap fungsi dan makna tanda dalam cerita Topeng Betawi di Jakarta Timur ini merupakan kajian tentang kandungan makna dan fungsinya dalam tradisi lisan Budaya Betawi, khususnya yang ada di Jakarta Timur. Kajian ini dilakukan dengan mengungkap secara semiotik tanda yang ada dalam cerita Topeng Betawi. Cerita dalam topeng Betawi di Jakarta Timur diungkap tanda-tandanya, lalu dikaji fungsi dan maknanya dengan menggunakan pendekatan semiotik. Kajian bertujuan untuk mengetahui fungsi dan makna tanda dalam Cerita Topeng Betawi tersebut bagi masyarakat Betawi yang ada di Jakarta Timur. Salah satu upaya memahami fungsi tanda-tanda dalam Cerita Topeng Betawi tersebut dengan berupaya mengunkap makna Cerita Topeng Betawi. Dengan demikian diharapkan dapat berkontribusi dalam penguatan Bahasa, Sastra, dan Budaya Betawi, khususnya di Jakarta Timur. Cerita dalam Topeng Betawi biasanya terdiri atas beberapa tema. Tema-tema tersebut dipilih berdasarkan jenis kegiatan pementasan dan permintaan atau pesanan dari yang punya hajat atau pemesan. Tema cerita dalam pementasan Topeng Betawi meliputi: 1. Masalah sehari-hari, 2. Legenda, 3. Kritik Sosial, dan 4. Cerita klasik Betawi. Kajian ini diharapkan memberi masukan kepada pihak terkait agar Cerita Topeng Betawi di Jakarta Timur dapat terus kekal keberadaannya dan dapat ditumbuhkembangkan sebagai salah satu kekayaan etnik yang memperkaya khasanah, Bahasa, Sastra, dan, Budaya Nusantara.</p> Erfi Firmansyah Copyright (c) 2022 Arkhais - Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/arkhais/article/view/33805 Thu, 29 Dec 2022 00:00:00 +0700 PRINSIP IRONI BAHASA MINANG https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/arkhais/article/view/26683 <p><em>The Minang language is the language used by the Minangkabau community, which has around 200 million speakers. Submission of intent in a speech in the Minang language is generally done using indirect speech, figures of speech, satire/irony, and parables. The Minang community can be said to have a polite and friendly culture in the Minang language known as the phrase "muluik manih kucindan murah". The application of the principle of irony in the Minangkabau language is not the same as in Indonesian, in Indonesian, irony sentences conveyed by speakers of the meaning intended in irony figure of speech contrary to what was said/said, the interlocutor immediately understood it, while in the Minangkabau language, the interlocutor had to know the context of the conversation first, then understand what it meant. This research is a descriptive qualitative research. The data collection method used is the referential method. The method used to analyze the data in this study, namely the agih method and the matching method. The application of the principle of irony in the Minangkabau area is widely used. As far as the author observes, the application of the principle of irony is generally spoken to friends of the same age and younger than the speaker, a variety of non-formal languages ​​and tends to be rude. Hyperbole is also widely used by the Minangkabau community. In general, Minangkabau people use hyperbole to express things that contain the meaning of 'excessive'</em></p> Yessy Prima Putri Copyright (c) 2022 Arkhais - Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/arkhais/article/view/26683 Sat, 11 Feb 2023 11:14:57 +0700 ONOMATOPE DALAM MASYARAKAT DESA ADAT KASEPUHAN CIPTAGELAR SUKABUMI JAWA BARAT https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/arkhais/article/view/33806 <p>Indonesia sangat kaya dengan sumber daya alam juga adat dan budaya karena terdapat banyak suku yang hidup berdampingan di dalamnya. Kekayaan adat dan budaya Indonesia ini wajib dijaga dan dipertahankan sebagai warisan leluhur. Hal inilah yang diyakini masyarakat desa Adat Kasepuhan Ciptagelar dengan memegang teguh budaya tradisi leluhur. Muhammad Mahdi berpendapat bahwa masyarakat Adat Kasepuhan Ciptagelar mampu mengendalikan terjangan arus modernisasi filter nilai adat yang terlestarikan di lingkungan masyarakat Adat melalui bahasa. Bahasa adalah lambang bunyi yang digunakan oleh anggota masyarakat dalam berinteraksi, berkomunikasi, bahasa juga dapat mengidentifikasi seseorang. Bahasa juga sebagai karakteristik dalam suatu budaya tertentu. Onomatope adalah suatu penamaan benda atau perbuatan dengan peniruan bunyi yang diasosiasikan dengan benda atau perbuatan itu. Onomatope memiliki sifat arbitrer. Pada setiap bahasa, tiruan bunyi yang digunakan adalah yang didengar oleh penutur asli bahasa tersebut namun dalam bahasa lain, tiruan bunyi tersebut sulit diprediksi. Sebab hal ini berkaitan dengan kesepakatan masyarakat bahasa sebagai pengguna di suatu wilayah tersebut. Dengan kata lain, onomatope di suatu tempat, belum tentu memiliki penamaan bahkan makna yang sama di tempat lain. Salah satu jenis onomatope yang ditemukan dalam masyarakat adat kasepuhan Ciptagelar adalah bunyi peristiwa alam sekitar /suara-suara alam yang merupakan tiruan yang dihasilkan oleh alam, seperti suara debur ombak, desis angin, suara hujan dan lain-lain. Adapun onomatope tersebut yaitu Ngahiliwir, Ngepris, Ngagebrét, Keclak, Gumuruh, Ngarekét.</p> Aulia Rahmawati, Krisanjaya, Asep Supriyana Copyright (c) 2022 Arkhais - Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/arkhais/article/view/33806 Thu, 29 Dec 2022 00:00:00 +0700 A COMPARATIVE ANALYSIS OF IMPOLITENESS BY PUBLIC FIGURES IN THE SOCIAL NETWORK AND BOHEMIAN RHAPSODY MOVIE https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/arkhais/article/view/25906 <p>This research examines impoliteness aspects presented in The Social Network and Bohemian Rhapsody movie using pragmatic approach.&nbsp; The objectives of this research are to describe the types of impoliteness strategies addressed by the main characters of both films, to explain the realization of the impoliteness strategies addressed by the main characters of both films, and to compare the results of the impoliteness strategies addressed by the main characters of the films.</p> <p>The method of this research was using descriptive qualitative research. The data were in the form of utterances spoken by the main characters of The Social Network and Bohemian Rhapsody film, while the contexts of the data were dialogues. The researcher used analysis of documents by note-taking to collect the data. Referential analysis was used to analyse the data.</p> <p>From the analysis, the researcher found 44 utterances by the main characters of <em>The Social Network</em> and<em> Bohemian Rhapsody </em>movie. There are 19 utterances (43.2%) utters by the main character of <em>The Social Network </em>film, and 25 utterances (56.8%) utters by the main character of <em>Bohemian Rhapsody </em>film. Which 35 utterances (79.6%) used positive impoliteness strategy, 6 utterances (13.6%) used negative impoliteness strategy, 2 utterances (4.5%) used bald on record impoliteness, and 1 utterance (2.3%) used withhold politeness strategy</p> <p>Keywords: impoliteness, types, realizations, The Social Network, Bohemian&nbsp; Rhapsody</p> Nefis Farikhatun Nurul Baiti Copyright (c) 2022 Arkhais - Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/arkhais/article/view/25906 Thu, 29 Dec 2022 00:00:00 +0700 TINDAK TUTUR DALAM IKLAN SABUN PEMBERSIH WAJAH https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/arkhais/article/view/27013 <p>Iklan suatu produk dibuat dengan maksud untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat mengenai produk tersebut. Agar pesan itu sampai kepada masyarakat maka perlu adanya upaya supaya masyarakat mau melihat iklan tersebut. Maka dari itu dalam iklan perlu menggunakan bahasa yang baik untuk menyampaikan pesan agar sampai pada masyarakat. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik simak catat. Sumber data pada penelitian ini adalah tuturan yang terdapat dalam iklan sabun pembersih wajah yang didapat dengan cara mengunduh dari situs youtube edisi tahun 2015 sampai tahun 2019. Analisis diawali dengan mengunduh iklan beberapa iklan sabun pembersih wajah, menonton dan mengamati iklan tersebut. Selanjutnya dialog iklan dicatat untuk menjadi data yang akan diolah secara pragmatis. Kemudian data tersebut dianalisis sesuai teori yang dipilih. Hasil analisis membuktikan bahwa dalam setiap iklan sabun pembersih wajah yang diteliti selalu ada tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi, sekalipun wacana dalam iklan tidak sama dengan tujuan iklan, namun secara tersirat memiliki hubungan yang erat bahkan saling keterkaitan.</p> Nanda Putri Utomo Copyright (c) https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/arkhais/article/view/27013 Thu, 29 Dec 2022 00:00:00 +0700 ISTILAH DALAM RITUAL GUMBREGAN DI DESA GETAS, KECAMATAN PLAYEN, KABUPATEN GUNUNGKIDUL https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/arkhais/article/view/27454 <p><strong>Abstrak</strong></p> <p><em>Gumbregan </em>merupakan ritual yang dilaksanakan pada Wuku <em>Gumbreg, </em>hari Rabu <em>Kliwon. </em>Ritual merupakan bagian dari budaya masyarakat yang menggunakan media bahasa. <em>Gumbregan</em> merupakan ritual berbasis budaya rural agraris untuk menjaga kesuburan dan Kesehatan hewan piaraan, khususnya lembu yang menjadi mitra dan sahabat petani. Dalam ritual <em>Gumbregan </em>digunakan bahasa yang memiliki ciri khusus yang disebut istilah. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk dan makna leksikal dan makna kultural istilah yang digunakan dalam ritual <em>Gumbregan </em>di Desa Getas, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan pendekatan etnolinguistik. Data awal diperoleh melalui pembacaan dari sumber pustaka artikel, laporan penelitian, berita, dan buku. Data dari sumber pustaka dilengkapi data lapangan yang diperoleh dengan metode sadap, teknik simak libat cakap, rekam, catat, observasi, dan partisipasi. Analisis data dilakukan secara terus-menerus mulai tahap penyediaan data. Data satuan lingual dianalisis dengan metode agih dengan teknik bagi unsur langsung (BUL), metode padan referensial, dan metode etnografi, analisis domain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa istilah (1) berbentuk monomorfemis dan polimorfemis, (2) bermakna leksikal yang menyatakan keadaan, benda, dan aktivitas pada ritual <em>Gumbregan, </em>dan (3) bermakna kultural yang menyatakan harapan, permohonan, dan karakteristik wuku dalam tradisi masyarakat Jawa.&nbsp;</p> <p><strong>Kata kunci: </strong><em>Gumbregan</em>; istilah; kultural; ritual; wuku</p> Krisma Dewi Copyright (c) 2022 Arkhais - Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/arkhais/article/view/27454 Thu, 29 Dec 2022 00:00:00 +0700 ANALISIS FRASA DALAM MEDIA DARING LAMAN SINDONEWS.COM https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/arkhais/article/view/31665 <p>Penelitian ini menganalisis frasa dalam berita di media daring laman Sindonews.com. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sebuah frasa eksosentris dan frasa endosentris yang terdapat dalam berita di media daring laman Sindonews.com. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode pustaka, teknik baca, dan catat. Sumber data penelitian ini diperoleh dari berita di media daring laman Sindonews.com, mulai dari tanggal 22 sampai 24 Oktober 2022, dan berjumlah sebanyak lima berita. Hasil penelitian yang di dapat yaitu untuk memperoleh gambaran jelas tentang frasa endosentris dan eksosentris yang terdapat dalam berita daring laman Sindonews.com edisi 22-24 Oktober 2022, dan sebagai tugas akhir mata kuliah sintaksis.</p> Viny Khumairoh Copyright (c) 2022 Arkhais - Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/arkhais/article/view/31665 Thu, 29 Dec 2022 00:00:00 +0700