Perempuan Adat Pendatang dan Pemaknaan Sistem Budaya Padi di Kasepuhan Anyar

Perempuan Adat Pendatang Memaknai Sistem Budaya Padi

Authors

  • Nova Scorviana Scorviana FIS UNJ
  • Dian Alfia UNJ
  • Intan Berliani UNJ
  • Shahibah Yuliani UNJ

DOI:

https://doi.org/10.21009/EIPS.007.2.03

Keywords:

perempuan adat pendatang, sistem budaya padi, pemaknaan, interaksionisme simbolik

Abstract

Kompleksitas permasalahan yang dihadapi perempuan adat pendatang di Kasepuhan Anyar pasca mereka memutuskan diri untuk menjadi bagian dari warga adat, terutama dalam pengelolaan sistem budaya padi tidak lepas dari rangkaian relasi di dalamnya (relasi gender, relasi kuasa, relasi sosial, dan relasi budaya). Dengan demikian tujuan dari penelitian ini adalah untuk menelusuri pengalaman para perempuan adat pendatang dalam membangun makna terkait sistem budaya padi yang tidak lepas dari beragam relasi (gender, sosial, budaya, kuasa), melalui pendekatan interaksionisme simbolik. Permasalahan yang diangkat adalah: Bagaimana perempuan adat pendatang membangun pengetahuan dalam memaknai sistem budaya padi? Penelitian ini dilaksanakan pada masyarakat adat Kesatuan Banten Kidul, tepatnya di Kasepuhan Anyar yang berada di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif perspektif feminis, dengan tipe fenomenologi. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, observasi partisipan, studi data sekunder, dan dokumentasi. Proses analisis data dilakukan sejak penelitian lapangan berlangsung, data yang telah diperoleh kemudian ditranskrip, coding, dan analisis menggunakan teori yang telah ditentukan. Hasil penelitian memperlihatkan pemaknaan yang dilakukan oleh perempuan adat pendatang tidak lepas dari proses interaksi yang mereka lakukan atas sistem sosial budaya yang berlaku dan berkelindan dengan seperangkat aturan, symbol, juga berlakunya sistem kabendon dalam kehidupan baru mereka sebagai warga adat.

References

Aini, Siti Noor, dan Moh. Safi’. (2019). TRADISI MIPIT PARE DI KASEPUHAN CIPTAGELAR. Kontemplasi Jurnal Ilmu-ilmu Ushuluddin. 7(1), https://doi.org/10.21274/kontem.2019.7.1.133-150

Astutik, Puji. (2020). Boeh: Elemen Busana Penentu Hierarki Ruang Perempuan pada Masyarakat Budaya Padi Kasepuhan Ciptagelar. Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia. 9(1), Maret 2020, h. 41-47, DOI https://doi.org/10.32315/jlbi.9.1.41

Budiharta, Annisa Putri dan Bagong Kusdiwanggo. 2019. Pencarian Lanskap Budaya dalam Pamageran dan Ngarawunan Pada Masyarakat Budaya Padi di Kasepuhan Ciptagelar. Jurnal Mahasiswa Arsitektur. 7(2).

Crenshaw, Kimberle. (1991). Mapping the Margins: Intersectionality, Identity Politics, and Violence against Women of Color. 43(6), pp. 1241- 1299. https://www.jstor.org/stable/1229039

Creswell, Jhon W. (2018). Penelitian Kualitatif dan Desain Riset, Memilih di antara Lima Pendekatan, Edisi 3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Derung, T. N. (n.d.). Interaksionisme Simbolik Dalam Kehidupan Bermasyarakat. Penulis Dosen Prodi Pelayanan Pastoral STP IPI Malang.

Elmhirst, Rebecca. 2011. “Migrant pathways to resource access in Lampung’s political forest: Gender, citizenship and creative conjugality.” Geoforum, 42(2): 173-183. doi:10.1016/j.geoforum.2010.12.004

Elmhirst, Rebecca, Mia Siscawati, et al. (2017). Gender and generation in engagements with oil palm in East Kalimantan, Indonesia: insights from feminist political ecology. The Journal of Peasant Studies, 44:6, 1135-1157, DOI: 10.1080/03066150.2017.1337002

Fawzi, Nadia Al‐mudaffar, et. al. (2016). Effects of mesopotamian marsh (iraq) desiccation on the cultural knowledge and livelihood of marsh arab women, Ecosystem Health and Sustainability, 2:3, e01207, DOI: 10.1002/ ehs2.1207 Graddy-Lovelace, Garret. (2017). Latent alliances: the Women’s March and agrarian feminism as opportunities of and for political ecology. Gender, Place & Culture, Vol. 24,NO.5,674–695 https://doi.org/10.1080/0966369X.2017.1342604

Hapsari, et al. (2019). Adaptation of indigenous community agricultural systems on climate change (case study of Kasepuhan Ciptagelar, Sukabumi Regency, West Java), IOP Conference Series: Earth and Environmental Science. IOP Publishing, doi:10.1088/1755-1315/306/1/012031

Jowell, et. al. (2018). Ethnic identity, resilience, and well-being: a study of female Maasai migrants. International Journal of Public Health, 63: 703–711 https://doi.org/10.1007/s00038-018-1124-4(0123456789().,-volV)(012345

Karkono, dkk. (2020). BUDAYA PATRIARKI DALAM FILM KARTINI (2017) KARYA HANUNG BRAMANTYO. Kawruh, Journal of Language Education, Literature, and Local Culture. Vol. 2 (1).

Kusdiwanggo, Bagong, dan Jakob Sumardjo. (2016). Sakuren: Konsep Spasial Sebagai Prasyarat Keselamatan Masyarakat Keselamatan Masyarakat Budaya Padi di Kasepuhan Ciptagelar. Panggung Jurnal Seni Budaya, Vol 26 (3), DOI: http://dx.doi.org/10.26742/panggung.v26i3.194

Miles and Huberman. (1994). And Expanded Source Book, Qualitative Data Analysis, Second Edition. UK and New Delhi: Sage Publication.

Parzer, Michael. (2019). Double burden of representation: how ethnic and refugee categorisationshapes Syrian migrants’ artistic practices in Austria. JOURNAL OF ETHNIC AND MIGRATION STUDIES, AHEAD-OF-PRINT, 1-18, https://remote lib.ui.ac.id:2075/10.1080/1369183X.2020.1826297

Downloads

Published

2024-12-30

How to Cite

Scorviana, N. S., Dian Alfia, Intan Berliani, & Shahibah Yuliani. (2024). Perempuan Adat Pendatang dan Pemaknaan Sistem Budaya Padi di Kasepuhan Anyar: Perempuan Adat Pendatang Memaknai Sistem Budaya Padi. Edukasi IPS, 7(2), 15–24. https://doi.org/10.21009/EIPS.007.2.03

Issue

Section

Articles