Jurnal Diskursus Pendidikan Sosiologi

Dualisme Citra Diri dan Lakon Kehidupan Netizen dalam Novel “Kerumunan Terakhir”: Analisis Wacana Kritis

Natalia Kristiani Maru'ao — Sun, 30 Jun 2024 00:00:00 +0700

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dualisme citra diri yang terdapat pada novel Kerumunan Terakhir yang diterbitkan pada tahun 2016. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis data menggunakan analisis wacana kritis Norman Fairclough. Data penelitian diperoleh melalui studi pustaka. Objek penelitian ini adalah novel Kerumunan Terakhir. Penelitian ini menggunakan konsep masyarakat digital dari Manuel Castell tentang pembentukan identitas yaitu legitimize identity, resistance identity, project identity, beserta karakteristik masyarakat jaringan tentang space of flows dan timeless time. Hasil dari penelitian ini adalah adanya pertentang citra diri di media sosial sehingga menimbulkan dualisme citra diri yang disebabkan dominasi institusi yaitu keluarga dan masyarakat, mengharuskan individu untuk menampilkan citra diri yang sesuai. Citra diri tersebut membuat individu mendapatkan gratifikasi instan dengan dampak yang didapatkan. Media sosial dapat menjadi wadah perlawanan kepada dominasi institusi lewat kebebasan yang didapatkan dan media sosial menjadi wadah untuk menjadi diri sendiri. Penelitian novel ini pun turut melihat bahwa dalam bermain media sosial perlunya kebijakan dan kekritisan sehingga tidak perlu untuk menampilkan dualisme citra diri.

Kata Kunci: Dualisme Citra Diri, Netizen, Media Sosial, Novel Kerumunan Terakhir

Konsumerisme Pada Penggemar K-Pop di Era Ekonomi Digital Berbasis Autobase Twitter

Fathya Yasmin — Sun, 30 Jun 2024 00:00:00 +0700

Penelitian ini memilki tujuan untuk mendeskripsikan fenomena konsumerisme penggemar boy group NCT di era ekonomi digital khususnya dalam basis akun jenis autobase @nctzenbase. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam, dokumentasi, dan juga studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kehadiran boy group NCT dalam kehidupan penggemar dimaknai sebagai sumber kebahagiaan serta dukungan secara emosional, memberikan motivasi dan inspirasi serta sebagai tempat pelarian. Keterikatan emosional yang terjalin antara penggemar K-Pop dengan sang idola menjadi salah satu faktor pendorong yang membuat penggemar rela menggeluarkan banyak uang untuk membeli berbagai macam merchandise sebagai bentuk dukungan kepada sang idola. Dalam hal ini, teknologi memberi kemudahan dan kepraktisan bagi penggemar K-Pop dalam mengonsumsi merchandise seperti album, photocard, boneka, dan lain sebagainya melalui menjamurnya platform belanja online ataupun media sosial. Seperti keberadaan akun autobase penggemar boy group NCT @nctzenbase yang memfasilitasi dan memudahkan para penggemar untuk saling berbagi informasi terkait jual beli khususnya merchandise boy group NCT. Kegiatan konsumsi yang dilakukan penggemar K-Pop memperlihatkan bagaimana logika konsumsi masyarakat bukan lagi didasarkan pada nilai guna (use value) melainkan nilai citra atau tanda (sign value) yang melekat pada barang konsumsi tersebut.

Gerakan Sosial Keagamaan IPNU dalam Membangun Sifat Moderat Beragama di Kalangan Remaja

Ahmad Zulha Fikri — Sun, 30 Jun 2024 00:00:00 +0700

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan IPNU sebagai bagian dari gerakan sosial NU dalam membangun sifat moderat beragama di kalangan remaja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data penelitian diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 14 orang dan penelitian dilakukan sejak bulan Juli hingga November 2023. Hasil penelitian ini menunjukkan latar belakang gerakan sosial keagamaan IPNU Jakarta Barat adalah untuk membangun sifat moderat beragama di kalangan remaja dengan berbagai strategi yang dilakukan. Strategi yang dilakukan dengan mengadakan tiga jenis program, yaitu Pertama, program pengaderan dengan menanamkan nilai nilai Ideologi Islam Ahlussunah wal Jamaah seperti MAKESTA dan LAKMUD. Kedua, program ritual keagamaan dengan menanamkan amaliah ke – NUan seperti ziarah kubur, pengajian rutin dan perayaan hari besar Islam (PHBI). Ketiga, program pengembangan keterampilan remaja seperti pelatihan seni musik hadroh, bimbingan masuk perguruan tinggi negeri, Podcast suara pelajar, Student Debat Competition, dan angkringan Pelajar Jakarta (Perjaka). Beragam kegiatan tersebut memiliki dampak dalam membangun sifat moderat beragama di kalangan remaja.

Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Efikasi Diri Mahasiswa dalam Mengerjakan Skripsi

Salwadia Zahrah — Sun, 30 Jun 2024 00:00:00 +0700

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan efikasi diri mahasiswa dalam mengerjakan skripsi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode survei atau angket dengan fokus pola asuh orang tua (X) sebagai variable bebas dan tingkat efikasi diri mahasiswa (Y) sebagai variable terikat. Lokasi penelitian dilakukan di Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta dengan durasi penelitian dimulai pada bulan September 2023 – Desember 2023. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah penentuan sampel memakai Rumus Slovin dan menghasilkan 108 responden. Pengolah data penelitian menggunakan analisis korelasi Rank Spearman dan analisis koefisien determinasi. Berdasarkan hasil analisis perhitungan korelasi Rank Spearman diperoleh nilai Sig. 0,000 < 0,05 yang menyatakan adanya hubungan, dengan nilai koefisien korelasinya sebesar -0,481. Kontribusi hubungan variabel pola asuh terhadap variabel efikasi diri dibuktikan dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,231 atau 23,1%. Oleh karena itu, Ha atau hipotesis alternaitf penelitian diterima, yaitu terdapat hubunganpola asuh dan Efikasi diri.

Pentingnya Kemampuan Analisis Sosiologis dalam Penggunaan Tiktok Terhadap Politik bagi Gen Z

Rintia Rintia, Zukhrufil Shadri — Sun, 30 Jun 2024 00:00:00 +0700

Melesatnya perkembangan tiktok semakin meluas dalam segala bidang seperti pendidikan, ekonomi, bahkan politik. Dalam konteks politik, kemudahan yang diberikan oleh TikTok telah mendorong politisi Indonesia untuk meningkatkan pemanfaatan TikTok sebagai sarana untuk mengembangkan jaringan politik. Sebagai pengguna teknologi, Gen Z harus mampu secara selektif dalam menerima informasi melalui konten-konten yang dibuat oleh buzzer politik. Kemampuan dalam menyeleksi informasi di media tentunya bukanlah suatu hal yang mudah. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana kontribusi ilmu sosiologi bagi Gen Z dalam melihat fungsi tiktok dalam bidang politik. Tulisan ini akan melihat bagaimana korelasi media terhadap politik dalam aspek sosiologis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi literatur yaitu metode yan fokus pada analisis, sintesis, dan evaluasi berbagai sumber literatur yang relevan dengan topik yang diteliti. Berdasarkan analisis dan diskusi yang telah dilakukan oleh penulis dapat ditemukan bahwa Gen Z membutuhkan kemampuan analisis sosiologis yang baik dalam penggunaan tiktok untuk politik. Kemampuan tersebut membantu mengidentifikasi, menganalisis, dan mencari solusi untuk berbagai masalah sosial yang dihadapi masyarakat khususnya memahami dinamika perubahan sosial yang sedang berlangsung atau yang akan dating. Mengingat Tiktok sebagai media saat ini untuk menyampaikan pernyataan, kebijakan, dan segala hal yang berkaitan dengan public. Ini menuntut Gen Z mampu secara selektif untuk memilih informasi. Kemampuan analisis sosiologis ini tentunya dapat ditemukan dari proses pembelajaran sosiologi di SMA yang mana siswa akan diajarkan bagaimana cara agar mampu bertahan dan beradaptasi dengan perkembangan zaman.