Strategi Komunikasi Lingkungan Berbasis Partisipasi Masyarakat dalam Rehabilitasi Mangrove di Pesisir Kabupaten Pinrang (Studi Kasus Dusun Tanroe)
DOI:
https://doi.org/10.21009/jgg.v132.02Kata Kunci:
Komunikasi Lingkungan, Partisipasi Mayarakat, Rehabilitasi MangroveAbstrak
Isu lingkungan di pesisir yang menjadi perhatian karena eksistensinya yang penting, namun kondisi lingkungan di pesisir khususnya hutan mangrove semakin kritis Berdasarkan data Clark Labs, luasan konversi mangrove ke tambak dari tahun 1999 hingga tahun 2018. Berlangsungnya partisipasi masyarakat dalam program rehabilitasi mangrove memiliki dinamika tersendiri karena melibatkan banyak pihak. Pihak-pihak yang terlibat meliputi Pemerintah Daerah (Dinas Kehutanan UPT Sawitto dan Dinas Perikanan), Petambak, Pemerintah Desa, dan masyarakat. Selama pelaksanaan kegiatan program tersebut, isu-isu utama mendorong partisipasi masyarakat dalam rehabilitasi mangrove seperti analisis, strategi, mobilisasi, aksi, evaluasi, dan kesinambungan sangat menarik dikaji lebih lanjut. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Adapun unit analisisnya adalah program rehabilitasi mangrove. Data utama dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan informan kunci. Untuk proses trisangulasi data, observasi lokasi rehabilitasi mangrove dilakukan untuk melengkapi data penelitian. Untuk selanjutnya data dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah evaluasi partisipasi masyarakat terhadap program rehabilitasi mangrove di Dusun Tanroe Desa Bababinanga adapun beberapa isu belum memuaskan seperti partisipasi dalam evaluasi dan partisipasi dalam pengambilan keputusan. selanjutnya menyusun strategi komunikasi yang dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Pinrang sangat baik untuk jangka pendek. Untuk jangka panjang belum memberikan hasil yang signifikan di beberapa hal dalam program rehabilitasi. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya rehabilitasi lahan dan pemberdayaan oleh pihak komunikator, program penyuluhan dan kampanye public, partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan, media komunikasi yang beragam, pembentukan kelompok kerja dan pelatihan, pemantauan serta umpan balik. Pada prinsipnya praktek yang dilakukan sudah baik tetapi masih pada tahap eksplorasi.