KOMUNIKASI ORANG TUA ANAK RETARDASI MENTAL DALAM MEMBANGUN KETAHANAN KELUARGA DI SLB HANDAYANI SUKABUMI

  • Olivia Aurellia Telkom University

Abstract

Proses komunikasi yang terjalin antara ayah dan ibu dari anak retardasi mental penuh dengan tantangan, dalam situasi ini anak retardasi mental perlu diberikan perawatan di keluarga. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan komunikasi orang tua anak retardasi mental dalam membangun ketahanan keluarga menggunakan communication theory of resilience (CTR). Metode dan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara kepada sepuluh informan yakni lima ayah dan lima ibu dari anak retardasi mental. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa komunikasi dilakukan oleh orang tua anak retardasi mental dalam membangun ketahanan keluarga diantaranya a) komunikasi dalam menyusun kenormalan baru, b) komunikasi dalam menyampingkan perasaan negatif dan mengedepankan tindakan produktif, c) komunikasi dalam menegaskan jangkar identitas, d) komunikasi dalam memelihara dan menggunakan jaringan komunikasi, e) komunikasi dalam menerapkan logika alternatif. Kelima proses tersebut memunculkan tema-tema diantaranya komunikasi dengan pasangan, kerja sama, aktivitas sosial, rutinitas baru, mendekatkan diri kepada tuhan, dapat dukungan dalam menciptakan kenormalan, diskusi dengan pasangan, menggunakan hambatan sebagai strategi, percaya diri dalam menjelaskan identitas, berbagi cerita, dapat dukungan ketika mengalami kesulitan, dan membandingkan diri dengan orang lain menjadi faktor untuk membangun ketahanan keluarga, Penelitian ini dapat membantu memberikan informasi mengenai proses komunikasi yang dapat dilakukan oleh orang tua dengan anak retardasi mental untuk membangun ketahanan keluarga.

Published
2022-04-27