Formulasi Inokulum Bakteri untuk Pengolahan Limbah Sawit Sebagai Pakan Ternak

  • Rusli Fidriyanto Pusat Penelitian Bioteknologi, LIPI
  • Roni ridwan Research Center for Biotechnology, LIPI
  • Rohmatussolihat Rohmatussolihat. Research Center for Biotechnology, LIPI
  • Wulansih Dwi Astuti Research Center for Biotechnology, LIPI
  • Nurul Fitri Sari Research Center for Biotechnology, LIPI
  • Yantyati Widyastuti Research Center for Biotechnology, LIPI
Keywords: formulasi inokulum, limbah sawit, fementasi, anti bakteri

Abstract

Limbah kelapa sawit terdiri dari tandan kosong, serat dan lumpur kelapa sawit yang belum dimanfaatkan secara optimal. Limbah kelapa sawit memiliki kandungan air yang tinggi sehingga menyebabkan limbah kelapa sawit mudah ditumbuhi bakteri yang menyebabkan pembusukan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan proses penanganan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan manfaat limbah kelapa sawit sebagai pakan ternak melalui proses fermentasi dengan inokulum yang sesuai. Penentuan formulasi inokulum dilakukan dengan uji penghambatan mikrobia sesuai dengan rancangan acak lengkap factorial dengan 3 faktor yaitu 4 formulasi inokulum Lactobacillus plantarum (R1: 50% DR-162, 30%TSD-10 dan 20% 1A-2, R2: 40%DR-162, 30%TSD-10 dan 30% 1A-2, R3: 30%DR-162, 40%TSD-10 dan 30% 1A-2, dan R4: 20%DR-162, 40%TSD-10 dan 40% 1A-2 3) bakteri pathogen (E. coli, S. aureus, dan C. albicans), dan 2 jenis medium pertumbuhan (MRSb dan medium optimasi). Formula terbaik diaplikasikan untuk fermentasi selama 7 hari terhadap 3 formulasi pakan (K1:10% Sabut sawit, 10% Tandan, dan 80% lumpur sawit, K2:15% Sabut sawit, 15% Tandan, dan 70% lumpur sawit), dan K3(20% Sabut sawit, 20% Tandan, dan 60% lumpur sawit) dengan variasi persentase penambahan inokulum (0% (kontrol), 2,5%, 5%). Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada pertubuhan bakteri LAB untuk ke tiga bakteri. Penggunaan MRSb dalam menghasilkan penghambatan yang lebih tinggi terhadap E. coli, S. aureus, dan C. albicans dibandingkan dengan medium optimasi (P<0.05). Formulasi terbaik dalam penghambatan bakteri pathogen adalah R1 dengan besar zona hambat terhadap E. coli sebesar 1.206 mm, S. aureus sebesar 1.198 mm, dan C. albicans sebesar 2.968 mm. Penggunaan formula R1 dalam fermentasi limbah sawit selama 7 hari menunjukan adanya penurunan jamur, coliform, dan pH. Penambahan inokulum sebesar 2,5% dan 5% tidak menunjukan adanya perubahan kandungan protein, serat dan lemak dibandingkan control

Published
2018-10-31