‘Robohnya Sastra Kami’: Studi Kasus Pudarnya Sastra di Jurusan Sastra Inggris Universitas Sebelas Maret Surakarta

  • Yuyun Kusdianto Universitas Sebelas Maret Surakarta
Keywords: sastra Inggris, krisis humaniora, dinamika masyarakat, komersialisasi pendidikan

Abstract

Tren enam tahun terakhir menunjukkan mahasiswa Sastra Inggris Universitas Sebelas Maret Surakarta semakin kehilangan ketertarikan terhadap sastra ketika mereka menjejak semester lanjut. Sebuah ironi yang nyata: pukulan telak bagi institusi ketika nama Sastra Inggris disandang mentereng namun tak ada mahasiswa yang meminati sastra. Sastra limbung dan roboh di rumahnya sendiri. Artikel berbasis penelitian etnografi ini bisa jadi bersifat lokal namun berpretensi ambisius. ‘Insiden’ yang terjadi di jurusan Sastra Inggris UNS senyatanya paralel dengan kondisi aktual disiplin sosial humaniora di tingkat global, di mana bidang ilmu STEM (Science, Technology, Engineering, Math) merajai lanskap pendidikan. Berkaca pada realitas obyektif tersebut, yang nyata-nyata tidak berpihak pada ilmu sosial-humaniora, makalah ini berambisi memproduksi ‘kejutan’ di tengah keputus-asaan massal atas makin terbonsainya disiplin sosial-humaniora. Makalah yang akan saya suguhkan ini tidak hanya berusaha menjawab pertanyaan lokal sepele: “mengapa peminatan sastra semakin ditinggalkan mahasiswa di jurusan Sastra Inggris UNS?”, melainkan juga berusaha menautkan persoalan lokal tersebut dengan dua teka-teki besar yang lebih krusial: pertama, “apakah makin memudarnya pamor sastra di Sastra Inggris UNS itu merupakan ekses dari dinamika sosial budaya di tengah masyarakat Jawa dan Indonesia yang semakin antipati terhadap segala hal yang berbau “Western” Barat?”, kedua: “mungkinkah menurunnya peminatan sastra di level lokal itu terkait dengan arus deras kebijakan pendidikan yang makin lekat dengan komodifikasi dan komersialisasi?”

Published
2021-12-05