PENENTUAN LOKASI TERBAIK UNTUK ESTIMASI CURAH HUJAN BERDASARKAN EFEK PARALAKS DAN SUHU PUNCAK AWAN MENGGUNAKAN DATA SATELIT HIMAWARI-8 (STUDI KASUS DI WILAYAH INDONESIA BAGIAN TENGAH)

Authors

  • Hibar Nugraha Jonathan Fisika Fakultas Matemarika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta, Indonesia
  • Endarwin Endarwin Bidang Pengelolaan Citra Inderaja, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Indonesia
  • Riser Fahdiran Fisika Fakultas Matemarika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.21009/03.1201.FA07

Abstract

Abstrak

Kondisi cuaca khususnya hujan dapat mempengaruhi aktivitas manusia, maka upaya untuk melakukan prediksi terhadap kondisi cuaca menjadi alternatif yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi. Pengamatan curah hujan dilakukan dengan alat pencatat curah hujan automatis/Automatic Rain Gauge (ARG) untuk wilayah tertentu dan menggunakan satelit Himawari-8 atau Himawari-9 untuk cakupan yang lebih luas berdasarkan suhu puncak awan. Namun, satelit Himawari-8 atau Himawari-9 merupakan satelit geostasioner yang  memiliki efek paralaks yaitu kesalahan dalam pembacaan data curah hujan di suatu wilayah yang berbeda dengan wilayah atau objek pengamatan yang sebenarnya. Penelitian ini menggunakan korelasi Pearson untuk menganalisis korelasi antara curah hujan ARG dengan data suhu puncak awan. Dari korelasi yang dihasilkan menunjukkan bahwa lokasi terbaik untuk estimasi curah hujan berada pada 10-15 km ke arah barat laut dari daerah pengamatan (ARG) wilayah Tomohon, 2,5-5 km ke arah barat daya dari daerah pengamatan (ARG) wilayah Kolaka, dan 10-15 km ke arah barat daya dari daerah pengamatan (ARG) wilayah Bajawa. Sedangkan untuk model regresi linier memiliki nilai korefisien determinasi (R2) sebesar 0.170006503893808 dan nilai MAPE yang memiliki nilai error yang sangat tinggi sehingga model ini tidak cocok untuk prediksi curah hujan berdasarkan data yang digunakan.

Kata-kata kunci: Curah hujan, suhu puncak awan, Korelasi Pearson, efek paralaks.

Abstract

Weather conditions, especially rain can affect human activities, so works to make predictions about weather conditions are an alternative that can be done to anticipate the possibility that will occur. Rainfall observations were using Automatic Rain Gauge (ARG) for certain areas and using the Himawari-8 or Himawari-9 satellite for wider coverage based on cloud top temperatures. However, the Himawari-8 or Himawari-9 satellite is a geostationary satellite which has parallax effect, which have error in reading rainfall data in area that is different from the actual area or object of observation. This research uses Pearson correlation would be analyzed the correlation between ARG rainfall and cloud top temperature data. The resulting correlation shows that the best location for estimating rainfall is 10-15 km to the northwest of the observation area (ARG) of the Tomohon area, 2.5-5 km to the southwest of the observation area (ARG) of the Kolaka, and 10-15 km to the southwest of the observation area (ARG) of Bajawa area. Whereas the linear regression model has a coefficient of determination (R2) of 0.170006503893808 and the MAPE values have very high error values so this model is not suitable for predicting rainfall based on the data used.

Keywords: Rainfall, cloud-top temperatures, Pearson Correlation, parallax effect.

References

[1] W. Soerjadi, S. Yunus, “Iklim Kawasan Indonesia (Dari Aspek Dinamik-Sinoptik),” Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jakarta, 2010.
[2] Abdul Hamid Al Habib et al., “Identifikasi Pola Curah Hujan Diurnal Menggunakan Citra Satelit GSMAP (Global Satellite Mapping of Precipitation) di Wilayah Jabodetabek,” Seminar Nasional Geografi III-Program Studi Pascasarjana Geografi, Fakultas Geografi, UGM, 2020.
[3] J. Nining, “Prediksi Kemunculan Hujan Ekstrim di Kototabang berdasarkan Perbedaan Temperatur Kecerahan Awan dari Data Satelit Himawari-8,” Masters thesis, Universitas Andalas, 2022.
[4] J. Tanesib, A. Warsito, “Pemetaan Daerah Rawan Banjir dengan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis di Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur,” Jurnal Fisika: Fisika Dan Aplikasinya, vol. 3, no. 1, p. 75, 2018.
[5] T. Bieliński, “A Parallax Shift Effect Correction Based on Cloud Height for Geostationary Satellites and Radar Observations,” Remote Sensing, vol. 12, no. 3, p. 2, 2020.

Downloads

Published

2024-01-31

How to Cite

Jonathan, H. N., Endarwin, E., & Fahdiran, R. (2024). PENENTUAN LOKASI TERBAIK UNTUK ESTIMASI CURAH HUJAN BERDASARKAN EFEK PARALAKS DAN SUHU PUNCAK AWAN MENGGUNAKAN DATA SATELIT HIMAWARI-8 (STUDI KASUS DI WILAYAH INDONESIA BAGIAN TENGAH). PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL), 12(1), FA–43. https://doi.org/10.21009/03.1201.FA07