ANALISIS KETELITIAN PENGUKURAN GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE GRID TERATUR DAN GRID ACAK
DOI:
https://doi.org/10.21009/03.SNF2017.02.CIP.16Abstract
Abstrak
Penelitian dengan menggunakan metode gayaberat telah banyak dilakukan di Indonesia. Metode gayaberat merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui struktur bawah permukaan berdasarkan perbedaan massa jenis batuan termasuk untuk monitoring penurunan muka tanah maupun air tanah. Metode gayaberat mempunyai respon anomali yang sangat kecil sehingga harus dilakukan perencanaan survei yang baik. Salah satu perencanaan survei yang baik yaitu dengan strategi pengambilan data yang baik. Pengambilan data dalam metode gayaberat mikro dilakukan dengan cara griding. Dalam penelitian ini, digunakan dua jenis grid yang berbeda yaitu grid secara teratur dan grid secara acak. Simulasi lapangan telah dilakukan di basement Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kemayoran, Jakarta Pusat untuk melihat perbedaan nilai gayaberat jika dilakukan dengan menggunakan dua metode grid yang berbeda. Pengambilan data dengan grid teratur menghasilkan 121 titik termasuk base dan pengambilan data dengan grid acak menghasilkan 80 titik termasuk base. Berdasarkan hasil analisis terhadap simulasi lapangan, terdapat perbedaan nilai gayaberat yang sedikit berbeda antara grid teratur dan grid acak. Pengambilan data dengan menggunakan grid teratur menghasilkan nilai gayaberat sebesar 56,7 – 58,2 mGal, sedangkan pengambilan data dengan menggunakan grid acak menghasilkan nilai gayaberat sebesar 56,3 - 58 mGal. Pengambilan data menggunakan grid teratur dengan interval tertentu mempunyai respon anomali yang lebih teliti dibandingkan pengambilan data menggunakan grid acak.
Kata-kata kunci: gayaberat, grid teratur, grid acak
Abstract
Many researches had been conducted in Indonesia using gravity to understand subsurface structure better. Gravity method is done based on differences on rocks densities including land and water surface subsidence. Gravity method has very small anomaly response thus a good survey planning is very necessary to be done including a good measurement strategy. Gravity method measurement is done by gridding which can be divided into two, regular and random gridding. Field simulation had been done in Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) basement in Kemayoran, Central Jakarta to see the differences if measurement is done using different gridding. Regular gridding measurement was done on 121 points including base point and random gridding measurement had been done using 80 points including base point. After measurement is done, next thing to do is analysing the data and the result shows slight difference between two gridding method. Measurement using regular gridding generates data in range of 56,7 – 58.2 mGal, and output of random gridding measurements varies between 56.3 – 58 mGal. Regular gridding measurement has more accurate anomaly response than random gridding measurement.
Keywords: gravity, regular grid, random grid