Ambient Sebagai Media Kampanye Sosial Efek Sampah Plastik

  • Dini Amalia Islamiyati
  • Eko Hadi Prayitno Universitas Negeri Jakarta

Abstract

Indonesia menjadi penyumbang sampah plastik nomor 2 di dunia, permasalahan ini masih menjadi persoalan yang belum selesai hingga saat ini. Sampah plastik membutukan puluhan hingga ratusan tahun untuk bisa terurai. Hal ini sangat meresahkan perupa, maka diciptakan karya berbentuk ambient media karena bisa langsung berinteraksi dengan masyarakat, keunikan dan karakter ambient media mampu mengundang rasa penasaran, memiliki kekuatan memaksa alam bawah sadar audiens untuk tidak bisa menolak pesannya. Penciptaan karya dilakukan melalui metodologi research-led pratice melalui fokus riset (research). Menggunakan metode pengaplikasian karya secara langsung, dan menanyakan respon masyarakat terkait karya. Visual karya ambient media 1, 2, dan 3 berupa penyu, ikan, lumba-lumba, dan paus. Dikarenakan efek sampah plastik berakibat negatif, yaitu berbahaya bagi kesehatan manusia, tidak bisa hilang tetapi hanya berubah menjadi potongan sangat kecil (mikroplastik) bisa mencemarkan air dan tanah, akan sampai ke tubuh manusia, meracuni rantai makanan, dan mampu mengancam kelestarian satwa laut. Data 2017 Konferensi Kelautan Perserikatan Bangsa-Bangsa Amerika Serikat disebutkan sampah plastik di lautan membunuh 100.000 mamalia laut, penyu, dan ikan dalam jumlah besar setiap tahun, karena dianggap sebagai makanan. Oleh karena itu karya ambient media ini mengingatkan masyarakat untuk peduli keseimbangan ekosistem.

Published
2022-10-25
How to Cite
Islamiyati, D. A., & Prayitno, E. H. (2022). Ambient Sebagai Media Kampanye Sosial Efek Sampah Plastik. Qualia: Jurnal Ilmiah Edukasi Seni Rupa Dan Budaya Visual, 2(2), 81 - 87. https://doi.org/10.21009/qualia.22.07
Section
Articles