PENERAPAN PROGRAM REMEDIAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

  • Mutmainah Mutmainah SMAN 10 Kota Bekasi
  • Yulia Irnidayanti Universitas Negeri Jakarta
  • Rini Puspitaningrum Universitas Negeri Jakarta
Keywords: Remedial programs, senior high school, feasibility studies,, Department of Education, Bekasi, Biology

Abstract

Abstract: Remedial learning can improve learning achievement of learners so as to achieve a minimum completeness criteria specified. Remedial learning is learning to be a good therapeutic or cured, from the difficulty to master certain competencies expected in learning. Remedial education in Indonesia is regulated by the Ministry of Education. This study was conducted to determine the feasibility remedial procedure, performed senior high school biology teacher in Bekasi, based Juknis made by the Education Ministry, 2010. The method used is descriptive method, with survey techniques. The result showed that, the implementation of remedial highly dependent on the condition of each school. School conditions were observed in this study can be grouped into three grade, namely grade A, B and C. The procedure implementation of remedial in senior high school Bekasi, not in accordance with the National Education Ministry, but only one school. The few things that have not been appropriate including instructional time, remedial test questions do not test any indicator incomplete, remedial tests given before students follow a remedial learning, relearning not use different methods and media.           

 

Abstrak: Pembelajaran remedial dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik sehingga mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan. Pembelajaran remedial adalah belajar untuk menjadi baik terapeutik atau sembuh, dari kesulitan untuk menguasai kompetensi tertentu diharapkan dalam pembelajaran. Perbaikan pendidikan di Indonesia diatur oleh Departemen Pendidikan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan prosedur perbaikan, dilakukan guru biologi SMA di Bekasi, Juknis berdasarkan dibuat oleh Departemen Pendidikan, 2010. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan teknik survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pelaksanaan perbaikan sangat tergantung pada kondisi masing-masing sekolah. Kondisi sekolah yang diamati dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi tiga kelas, yaitu kelas A, B dan C. Pelaksanaan Prosedur perbaikan di SMA Bekasi, tidak sesuai dengan Departemen Pendidikan Nasional, tetapi hanya satu sekolah. Beberapa hal yang belum sesuai termasuk waktu pembelajaran, pertanyaan tes remedial tidak menguji setiap indikator yang tidak lengkap, tes remedial diberikan sebelum siswa mengikuti pembelajaran remedial, belajar kembali tidak menggunakan metode dan media yang berbeda.

Published
2015-12-30
Section
Articles