Politics of Language in Indonesia (1975-2015): Study of History and Language Policy

Authors

  • Sudaryanto Sudaryanto Universitas Ahmad Dahlan, Jalan Kapas Nomor 9 Semaki, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55166
  • Soeparno Soeparno Universitas Ahmad Dahlan Jalan Kapas Nomor 9 Semaki, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah
  • Lilis Ferawati Universitas Ahmad Dahlan Jalan Kapas Nomor 9 Semaki, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55166

DOI:

https://doi.org/10.21009/AKSIS.030113

Keywords:

language politics, language policy, national language

Abstract

Indonesia has a political concept of language that is always updated in a certain period of time. The concept was born from a scientific meeting entitled “Seminar Politik Bahasa Nasional” (1975), “Seminar Politik Bahasa” (1999) and finally, “Seminar Politik Bahasa” (2015). Each scientific meeting produces a concept of language politics that is complementary and updates the previous concept. Furthermore, the concept of language politics is closely related to the implementation of a language policy in Indonesia. The research method used is content analysis. The data sources used are books, document archives, and photographs that record language political events over a period of 40 years. The results of this study indicate that (1) the concept of national language politics in the version of the Seminar Politik Bahasa Nasional (1975) focuses more on aspects of Indonesian, regional languages, and foreign languages; the political concept of the national language version of the Seminar Politik Bahasa (1999) focuses more on aspects of Indonesian language and literature, regional language and literature, and foreign languages, and the national language politics version of the Seminar Politik Bahasa (2015) emphasizes improving the function of Indonesian language into an international language; and (2) the political concept of national language 1975 and 1999 language politics became the elaboration of Pasal 36 UUD 1945 and the 2015 political concept of language became the elaboration of UU No. 24 Tahun 2009 and PP No. 57 Tahun 2014.

References

Abdullah, I. (2003). Politik Bhinneka Tunggal Ika dalam keragaman budaya Indonesia. Jurnal Masyarakat dan Budaya, 5(2), 1—13.
Alwi, H. (2000). Bahasa Indonesia: Pemakai dan pemakaiannya. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Alwi, H. & Sugono D. (2011). Politik bahasa: Risalah seminar politik bahasa. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Assapari, M. M. (2014). Eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan perkembangannya di era globalisasi. Prasi, 9(18), 29—37.
Aziz, A. L. (2014). Penguatan identitas bahasa Indonesia sebagai lambang identitas nasional dan bahasa persatuan jelang penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Jurnal Studi Sosial, 6(1), 14 —20.
Dardjowidjojo, S. (1998). Strategies for a succesful national language policy: The Indonesian case. International Journal of the Sociology of Language, 130(1), 35—48.
Halim, A. (ed.). (1984a). Politik bahasa nasional 1. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Halim, A. (ed.). (1984b). Politik bahasa nasional 2. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Jalal, M. (2001). Nasionalisme bahasa Indonesia dan kompleksitas persoalan sosial dan politik. Masyarakat, Kebudayaan, dan Politik, 14(1), 81—92.
Kridalaksana, H. (2011). Kamus linguistik edisi keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Krippendorf, K. (1980). Content analysis: Its a methodology. Beverly Hills-New York: Sage Publications.
Moleong, L. J. (1988). Metode penelitian kualitatif. Jakarta: Depdikbud.
Mulyana, A. T. (2018). Isu-isu kritis kebijakan bahasa dan pengajaran bahasa. Biormatika: Jurnal Ilmiah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 4(01), 1—7.
Mutmainah, S. (2018). Nilai Islam dan nilai kebangsaan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Falasifa: Jurnal Studi Keislaman, 9(1), 69—84.
Muqri, M., Sugono, D., & Khairah, M. (2016). Penggunaan bahasa pada papan nama di ruang publik jalan protokol Jakarta. Arkhais: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia, 7(2), 57—64.
Pastika, I. W. (2012). Pengaruh bahasa asing terhadap bahasa Indonesia dan bahasa daerah: Peluang atau ancaman? Jurnal Kajian Bali, 2(2), 141—164.
Purwahida, R. (2018). Problematika Pengembangan Modul Pembelajaran Baca Tulis Anak Usia Sekolah Dasar. Aksis: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2(1). 118-134. doi: doi.org/10.21009/AKSIS.020108
Rahayu, A. P. (2015). Menumbuhkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam pendidikan dan pengajaran. Jurnal Paradigma, 2(1), 1—15.
Santoso, B. (2008). Bahasa dan identitas budaya. Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan, 1(1), 44—49.
Sartini, N. W. (2014). Revitalisasi bahasa Indonesia dalam konteks kebahasaan. Masyarakat, Kebudayaan, dan Politik, 27(4), 206—210.
Sihombing, R., Wisnaeni, F., & Saraswati, R. (2017). Indonesia nomor 24 Tahun 2009 tentang bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan (Studi penggunaan bahasa Indonesia di bangunan gedung fungsi usaha yang ada di Kota Semarang). Diponegoro Law Journal, 6(2). 1—10.
Sudaryanto. (2017). Kamus umum bahasa dan ilmu bahasa. Yogyakarta: Samudra Biru.
Sudaryanto. (2018). Tiga fase perkembangan bahasa Indonesia (1928—2009): Kajian linguistik historis. Aksis: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2(1), 1—16.
Sudrama, K. & Yadnya, I. B. P. (2017). Dilema multilingualisme dan implikasinya terhadap perencanaan bahasa. Retorika: Jurnal Ilmu Bahasa, 1(1), 94—107.
Suhartatik. (2018). Makna Leksikal Bahasa Madura Keadaan Alam Nelayan di Pesisir Kepulauan Sumenep. Aksis: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2(1). 107-126. doi: doi.org/10.21009/AKSIS.020107
Tilaar, H. A. R. (2017). Pendidikan untuk mengembangkan identitas bangsa. Abad: Jurnal Sejarah, 1(1), 25—33.
Wahyuni, S. (2018). Upaya meningkatkan hasil belajar dalam menanggapi isi laporan melalui model cooperative learning pembelajaran kepala bernomor struktur (NHT) pada peserta didik kelas VIIIF. Jurnal Ilmiah Edunomika, 2(01, 165—174.
Wijana, I. D. P. (2018). Pemertahanan dan pengembangan bahasa Indonesia. Widyaparwa, 46(1), 91—98.

Downloads

Published

2019-09-09