PENYESUAIAN SOSIAL SISWA TUNARUNGU (Studi Kasus di SMK Negeri 30 Jakarta)

Authors

  • Karina Ulfa Zetira
  • Atiek Sismiati Subagyo
  • Dede Rahmat Hidayat

DOI:

https://doi.org/10.21009/INSIGHT.032.10

Keywords:

Penyesuaian Sosial, Tunarungu

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap berbagai fakta tentang penyesuaian sosial pada siswa tunarungu di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 30 Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 30 Jakarta, dengan dua responden yaitu siswa kelas XI Busana 2 dan XII Boga 3. Responden diambil berdasarkan hasil studi pendahuluan untuk mengetahui terdapat siswa yang memiliki keterbatasan dalam mendengar (tunarungu). Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur terhadap subjek atau kasus, teman sebangku, teman sebaya, wali kelas dan orang tua dengan mengacu pada teori penyesuaian sosial dari Hurlock. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif kualitatif melalui studi kasus, adapun penyajian data menggunakan narasi. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber data. Hasil penelitian keseluruhan menunjukan Responden RH memiliki penyesuaian sosial yang rendah. Prilaku sosial yang timbul pada RH lebih banyak diam dan menyendiri dari pada ikut serta bergabung dengan teman-teman lainnya. RH mengaku bahwa ia merasa tidak nyaman berada diantara teman- temannya, RH merasa minder dengan kondisinya sebagai anak tunarungu di sekolah umum. Hal ini karena teman-teman di kelas suka mengejeknya. RH merasa kurang dapat menyesuaikan diri di lingkungan sekolah. Sedangkan responden R memiliki penyesuaian yang cukup tinggi dibandingkan RH, perilaku sosial R mampu membangun hubungan yang baik dengan teman-temannya di sekolah, dimana R suka membantu temannya yang sedang mengalami kesulitan, berbagi cerita dengan teman-temannya, berbaur dengan kelompok saat sedang bercanda gurau. Walaupun terkadang R suka merasa minder dengan kondisinya sebagai anak tunarungu di sekolah umum tersebut, namun R selalu berusaha untuk lebih percaya diri. Diketahui bahwa RH dan R merupakan siswa SMKN 30 yang sama-sama berkebutuhan khusus yaitu tuna rungu, mereka memiliki penyesuaian sosial yang berbeda. RH memiliki penyesuaian sosial yang rendah, sedangkan R memiliki penyesuaian sosial yang cukup tinggi.

Published

2014-12-31