GAYA KEPEMIMPINAN PEREMPUAN (Studi Pada Ketua OSIS diSMA Se-Jakarta Timur)

Authors

  • Sri Wahyuningsih
  • Susi Fitri
  • Gantina Komalasari

DOI:

https://doi.org/10.21009/INSIGHT.032.19

Keywords:

Gaya kepemimpinan, kepemimpinan perempuan, Ketua OSIS

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya kepemimpinan perempuan (studi pada ketua OSIS di SMA se-Jakarta Timur). Penelitian ini menggunakan metode survei. Subyek dalam penelitian ini adalah ketua OSIS perempuan di SMA wilayah Jakarta Timur sebanyak 32 orang di 123 SMA yang terdapat di wilayah Jakarta Timur dari 40 SMA Negeri dan 83 SMA Swasta . Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen gaya kepemimpinan yang dibuat berdasarkan teori dari Ronald Lippit and Ralp K. White yang menyatakan bahwa ada 3 gaya kepemimpinan yaitu otoriter, demokratis, laissez faire. Telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Menghasilkan 56 butir pernyataan yang valid dan 38 butir pernyataan yang tidak valid dari 94 keseluruhan butir pernyataan, agar instrumen lebih proposional maka setiap indikator hanya terdiri 2 butir pernyataan yang valid sehingga didapat 66 butir pernyataan sedangkan reliabilitasnya sebesar 0,9501 yang berarti tinggi.Hasil Penelitian diketahui bahwa ketua OSIS yang menggunakan gaya kepemimpinan otoriter sebesar 31% yang artinya gaya kepemimpinan yang mempunyai kekuasaan pada seorang pemimpin. Kepemimpinan demokratis adalah pemimpin yang mempunyai kekuasaan secara bersama (ketua dan pengurus) sebesar 59%. Sedangkan gaya kepemimpinan laissez faire 10% yang artinya kepemimpinan laissez faire pada kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan namun lebih banyak diserahkan kepada bawahan.Ketua OSIS perempuan masih jarang terdapat di SMA, oleh karena itu bagi guru BK harus mampu memfasilitasi siswa melalui layanan dan fungsi BK untuk melakukan layanan informasi, penempatan dan penyaluran untuk menyediakan pemenuhan kebutuhan siswa dan melihat potensi, bakat dan minat siswa, sehingga bagi siswa perempuan mempunyai peluang untuk menjadi pemimpin di berbagai organisasi di sekolah sebagai gerbang bagi siswa perempan untuk menjadi pemimpin. Implikasinya adalah dengan diketahuinya gaya kepemimpinan perempuan studi pada ketua OSIS, memberikan perluasan akses perempuan dalam mengembangkan kegiatan OSIS terutama pada kepemimpinan di Sekolah.

Published

2014-12-31