Sejarah dan Dinamika Masyarakat Tionghoa di Saparua
DOI:
https://doi.org/10.21009/JPS.102.04Keywords:
History, Dynamics, Chinese Society, SaparuaAbstract
Abstract: This study aims to explore the history of the arrival of the Chinese community in Saparua and identify the dynamics of the Chinese community's life in terms of social, economic, political, cultural and governance aspects in Saparua. Thus, it is hoped that this research can enrich the historiography of the relatively few Saparua Chinese in Maluku. The research method used is the historical method which consists of four stages, namely heuristics, criticism, interpretation, and historiography using theories and other relevant social science concepts. From this research, it is known that the Chinese community in Saparua has existed for a long time. This is evidenced by the existence of relics in the form of old Chinese graves, Chinese churches, and Chinese schools in Saparua. The social life of the Chinese community and the local community there still has a very good relationship. This can be seen by the use of the original clan in Saparua and the use of the Malay language of Saparua by the Chinese community. In addition, the Chinese people live their lives side by side with one another regardless of ethnicity and skin color. The Chinese community does not play an important role in politics or their government is more inclined to the economic field. This can be seen from their livelihood as a wholesaler of grocery, building materials and basic necessities. They do this economic activity every day so that the ethnic Chinese in Saparua are referred to by the local community as "Saparua Chinese". Thus the Chinese people in Saparua have considered themselves as Saparua people.
Keywords: History, Dynamics, Chinese Society, Saparua
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi sejarah kedatangan masyarakat Tionghoa di Saparua dan mengidentifikasi dinamika kehidupan masyarakat Tionghoa baik dari sisi sosial, ekonomi, politik, budaya dan pemerintahan di Saparua. Dengan demikian diharapkan penelitian ini dapat memperkaya historiografi tentang etnis Tionghoa Saparua di Maluku yang masih relatif sedikit.
metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah yang terdiri dari empat tahap, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi dengan menggunakan teori dan konsep ilmu sosial lain yang relevan. Dari penelitian ini diketahui bahwa masyarakat Tionghoa yang ada di Saparua telah ada sejak lama. Hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan-peninggalan berupa kuburan tua cina, gereja cina, dan sekolah cina di saparua. Kehidupan sosial masyarakat Tionghoa dengan masyarakat lokal di sana masih memiliki hubungan yang terjalin dengan sangat baik. Hal ini dapat diketahui dengan penggunaan marga asli yang berada di Saparua dan penggunaan bahasa melayu saparua oleh masyarakat Tionghoa. Selain itu, masyarakat Tionghoa menjalani kehidupan mereka dengan saling berdampingan satu dengan yang lain tanpa membedakan etnis dan warna kulit. Masyarakat Tionghoa tidak memainkan peran penting dalam bidang politik atau pemerintahan mereka lebih cenderung pada bidang ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari mata pencahrian mereka sebagai seorang pedagang kelontongan, bahan bangunan dan bahan sembako. Kegiatan ini ekonomi ini mereka lakukan setiap hari sehingga etnis Tionghoa di saparua disebut oleh masyarakat lokal dengan sebutan “Cina Saparua”. Dengan demikian masyrakat Tionghoa yang ada di Saparua telah menggangap diri mereka sebagai orang Saparua.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright
Jurnal Pendidikan Sejarah work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.