KABA: CERITA KLASIK YANG MENGANDUNG KEKELIRUAN DENGAN TOLOK UKUR ABS-SBK
DOI:
https://doi.org/10.21009/parameter.291.06Keywords:
kaba, adat, Minangkabau, syirikAbstract
This study discusses kaba, the oral classic story in Minangkabau society that has been written as the book. The kaba is usually told by the story tellers accompanied by his music instruments. Many kabas exist in the Minangkabau community, but in this study I only discuss two kabas (1) Magek Manandin (2) Anggun Nan Tongga. Based on both kabas, I found that the gambling forbidden by Islam as if allowable. Within Anggun Nan Tongga, there are many discourses which are syirik (do worship other than Allah) that is slammed by Islam. These discourses should have not existed because they oppose to the philosophy of life in Minangkabau: custom/tradition founded upon Islamic law, Islamic law is founded upon the Qur'an, Islamic law dictates customs/traditions. This philosophy as the agreement among Minangkabau people is forbidden to change forever. Unfortunately, in these two kabas, the discourses about the gambling and kesyirikan are regarded as if the truth even though so many verses in the Alquran explain about these deviations.
Abstrak
Penelitian ini mendiskusikan tentang kaba, cerita turun temurun suku Minangkabau dituliskan ke dalam sebuah buku. Kaba biasanya diceritakan oleh seseorang dengan iringan musik. Banyak Kabas terdapat dalam suku Minangkabau. Tapi dalam penelitian ini hanya mendiskusikan dua Abas (1) Magek Manandin, (2) Anggun Nan Tongga. Berasal dari kedua kaba tersebut, saya menemukan larangan judi oleh Islam yang seolah-seolah diizinkan. Dalam Anggun Nan Tongga, terdapat banyak ceramah yang mana sirik (menyembah sesuatu selain Allah) adalah menghancurkan islam. Ceramah ini tidak seharusnya ada karena mereka menentang filosofi kehidupan suku Minangkabau: baju/ tradisi yang ditemukan berdasarkan hukum islam, hukum islam ditemukan berdasarkan AlQur’an. Hukum islam diktat tradisi. Filosofi ini sebagai persetujuan orang-orang Minangkabau yang melarang perubahan selamanya. Sayangnya, dalam dua Kaba ini, ceramah tentang perjudian dan kesyirikan dianggap seolah-olah suatu kebenaran. Walaupun, banyak versi Alqur’an yang menjambarkan tentang penyimpangan ini.