PENGOLAHAN LIMBAH TANAMAN MANGROVE SEBAGAI BAHAN PEWARNA ALAMI PADA PRODUK ECOPRINT DI DESA LUBUK KERTANG KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA

Authors

  • Iwan Risnasari Risnasari Universitas Sumatera Utara
  • Deni Elfiati Universitas Sumatera Utara
  • Arif Nuryawan Universitas Sumatera Utara
  • Harisyah Manurung Universitas Sumatera Utara
  • Mohammad Basyuni
  • Apri Heri Iswanto Universitas Sumatera Utara
  • Erman Munir Universitas Sumatera Utara
  • Bejo Slamet Universitas Sumatera Utara
  • Arida Susilowati Universitas Sumatera Utara

DOI:

https://doi.org/10.21009/sarwahita.181.7

Keywords:

mangrove plants, mangrove waste, natural dyes, ecoprint

Abstract

Lubuk Kertang Village has the potential for mangrove ecotourism which is currently being developed as a source of income for the community's economy apart from fishermen and agriculture. Even the mangrove ecosystem in Lubuk Kertang Village has become a tourist icon for Langkat. Apart from mangrove ecotourism, Lubuk Kertang is also unique with its processed mangrove products in the form of foods such as mangrove dodol, jeruju crackers, and mangrove syrup. However, productivity is constrained by the availability of mangrove fruit which depends on the season. Moving on from this, it is necessary to carry out community service activities to provide education about the potential and benefits of mangrove waste in the form of stems, twigs, leaves, and fruit from other aspects. Namely that apart from being processed as food material, mangrove waste can also be processed into other high-value products, one of which is a natural dye. Activities carried out are in the form of socialization and education about the potential and benefits of mangrove waste as a natural coloring agent to the manufacturing process. Furthermore, the natural dyes that have been produced are applied in the coloring process through the ecoprint workshop/training. The media used are cloth/textiles, paper, sheepskin, and ceramics (mugs). The response of the community, represented by women from independent women farmer groups as well as some students of Madrasah Tsanawiyah and the Village Head was very good. Even some mothers from independent women farmer groups routinely continue to make ecoprints in the form of cloth, pashmina, and t-shirts. Their products have also been included in exhibition activities in Lubuk Kertang Village. The Head of Lubuk Kertang Village hopes that there will be sustainability from independent women farmer groups to make ecoprint products to increase income from the Lubuk Kertang community.

 

Abstrak

Desa Lubuk Kertang memiliki potensi ekowisata mangrove yang saat ini terus dikembangkan sebagai salah satu pemasukan sumber pendapatan ekonomi masyarakat selain nelayan dan pertanian. Bahkan ekosistem mangrove di Desa Lubuk Kertang menjadi ikon wisata Langkat. Selain ekowisata mangrove, Lubuk Kertang juga khas dengan produk olahan mangrovenya berupa makanan seperti dodol mangrove, kerupuk jeruju dan sirup dari buah mangrove. Namun produktivitasnya terkendala oleh ketersediaan buah mangrove yang tergantung dengan musim. Beranjak dari hal tersebut maka perlu dilakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat untuk memberikan edukasi tentang potensi dan manfaat limbah tanaman mangrove baik berupa batang, ranting, daun dan buah dari aspek yang lain. Yaitu bahwa selain dapat diolah sebagai bahan pangan limbah tanaman mangrove juga dapat diolah menjadi produk bernilai tinggi lainnya, salah satunya sebagai pewarna alami. Kegiatan yang dilakukan adalah dalam bentuk sosialisasi dan edukasi tentang potensi dan manfaat limbah tanaman mangrove sebagai zat pewarna alami hingga proses pembuatannya. Selanjutnya pewarna alami yang telah dihasilkan diaplikasikan dalam proses pewarnaan melalui kegiatan workshop/pelatihan ecoprint. Media yang digunakan adalah kain/tekstil, kertas, kulit domba dan keramik (mug). Respon masyarakat yang diwakili oleh ibu-ibu kelompok tani wanita mandiri serta beberapa siswa Madrasah Tsanawiyah dan Kepala Desa sangat baik. Bahkan beberapa ibu-ibu dari kelompok tani wanita mandiri secara rutin terus membuat olahan ecoprint berupa kain, pashmina dan kaos. Hasil produksi mereka juga telah diikutserakan pada kegiatan pameran di Desa Lubuk Kertang. Kepala Desa Lubuk Kertang mengharapkan adanya keberlanjutan dari kelompok tani wanita mandiri untuk membuat produk-produk ecoprint dalam rangka menambah pemasukan dari masyarakat Lubuk Kertang.

 

Downloads

Published

2021-07-12