Chairil Anwar Service Literature Practices, 1942-1949

Penulis

  • Arif Setyawan Universitas Sebelas Maret

DOI:

https://doi.org/10.21009/AKSIS.030211

Kata Kunci:

literary resistance practices, Chairil Anwar, 1942-1949

Abstrak

Chairil Anwar's literary resistance practices in 1942-1949 were supported by ‘literary habitus’--foreign and local literature, literary totality, and literary rationality-- as a foundation with the support of ‘literary modal’ --literary totality, literary rationality, and ideals of literature-- with consideration of the ‘literary fields’.Although the dominance of a ‘pujangga baru’ generation through literary practices is quite strong, Chairil Anwar's ‘literary practice’ is a successful practice.This success was marked by several things, including (1) Chairil's poetry writing model was considered as a new model that was not available before in Indonesian literature; (2) the influence of Chairil's literary practice which is growing in Indonesian literary society; (3) Chairil's coronation as a pioneer of the 45th generation; and (4) the increasingly massive publishing of Chairil's works which certainly brings 'capital modal' to Chairil's family.

Keywords: literary resistance practices, Chairil Anwar, 1942-1949

Abstrak

Praktik sastra perlawan Chairil Anwar pada tahun 1942-1949 didukung oleh 'habitus sastra' --sastra asing dan lokal, totalitas sastra, dan rasionalitas sastra-- sebagai landasan dengan dukungan 'modal sastra' --totalitas sastra, rasionalitas sastra, rasionalitas sastra , dan cita-cita sastra-- dengan pertimbangan 'ranah sastra'. Meskipun dominasi generasi 'pujangga baru' melalui praktik sastra cukup kuat, 'praktik sastra' Chairil Anwar adalah praktik yang berhasil. Keberhasilan ini ditandai oleh beberapa hal, antara lain(1) Model penulisan sajak Chairil dianggap model baru yang belum ada sebelumnya di kesusasteraan Indonesia; (2) pengaruh praktik sastra Chairil yang semakin besar dalam masyarakat sastra Indonesia; (3) dinobatkannya Chairil sebagai pelopor angkatan 45; dan (4) semakin masifnya penerbitan karya-karya Chairil yang tentunya mendatangkan modal kapital bagi keluarga Chairil.

Kata kunci: praktik sastra perlawanan, Chairil Anwar, Tahun 1942-1949

Referensi

Anwar, C. 1949. Kerikil Tajam dan Yang Terhempas dan Yang Putus. Jakarta: Pustaka Rakyat.
_______. 1993. Deru Campur Debu Cetakan Ke-3. Jakarta: PT Dian Rakyat.
_______. 2012. Aku Ini Binatang Jalang: Koleksi Sajak 1942-1949. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Anwar, C., Sani, A., dan Apin, R. 1950. Tiga Menguak Takdir. Jakarta: Balai Pustaka.
Buyung, M., dan Nazaruddin, K. 2015. Resepsi Siswa Terhadap Puisi ‘Cintaku Jauh di Pulau’ Karya Chairil Anwar. Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya).
Darlis. 2016. Struktur Batin Lima Puisi Chairil Anwar dalam Kumpulan Puisi Aku ini Binatang Jalang. Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra). E-Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UHO.
Jassin, H.B. 2013. Chairil Anwar Pelopor Angkatan ’45. Yogyakarta: Narasi.
Nugraha, L.S. 2015. Strategi. Agen, dan Posisi Emha Ainun Nadjib di Arena Sastra dan Arena Sosial. Jurnal Poetika Vol. III No. 2. 102-114.
Rachmawati, R. 2013. Strategi Penerjemahan Puisi-puisi Chairil Anwar oleh Rafael dalam Buku The Complete Prose and Poetry of Chairil Anwar. Madah Volume 4, Nomor 2, Edisi Oktober 2013. 140-148.
Rosidi, A. 1969. IchtisarSedjarah Sastra Indonesia. Bandung: Binatjipta.
Setyawan, A. 2014. Serat WiraIswara Sastra Wulang Abad ke-19 M. Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara Vol. 5 No. 2. Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. 165-177.
________. 2017. Serat WiraIswara Sebuah Praktik Sosio-Kultural Dalam Naskah Jawa Abad Ke-19 M. Disertasi. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran.
________. 2018. Ikhtiar Literasi Pujangga Wanita Adisara dalam Serat WiraIswara. Jumantara: Jurnal Manuskrip Nusantara Vol. 9 No.1. Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. 33-60.
Safitri, A.N. 2015. Pergulatan Iman Budhi Santosa untuk Mencapai Posisi Terkonsekrasi dalam Arena Sastra Yogyakarta. Jurnal Poetika Vol. III. 124-131.
Satrya HD, D. 2015. Arena (Kritik) Sastra Indonesia: Studi Kasus Pada Jurnal Poetika. Jurnal Poetika Vol. III No. 2. 132-142.
Suhita, S. (2017). Persepsi Guru Bahasa Indonesia Terhadap Puisi Lama Gurindam. Aksis: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 1(2). 153-169. doi: doi.org/10.21009/AKSIS.010201

Diterbitkan

2019-12-31