Directive Speech Acts in Indonesian Language Learning in Surakarta Citizens' High Schools
DOI:
https://doi.org/10.21009/AKSIS.040101Kata Kunci:
directive speech act, Indonesian learningAbstrak
The directive speech act in learning is speech act concerned on the conversation context. Conversation context aimed includes with whom, to whom, what, and how the speech delivered, therefore it mush be concerned by teacher and student in learning process. This research is conducted to describe directive speech act and between teacher with student and student with student in Indonesian learning at Surakarta Citizens' High Schools. The purpose of this research is to know the directive speech act in Indonesian learning process. The method conducted of this research is qualitative descriptive. The object of this research includes speech between teacher with student and student with student involved in Indonesian learning process. The data collecting technique of this research is conducted by: observation, recording, and note. The data analysis of this research is describing the recording value, data reduction, data interpretation, and summarising. Based on research value at Surakarta Citizens' High Schools, shows that directive speech act conducted by the teacher with student more dominant is done by teacher. It happens because the teacher as good figure of speaking and polite in speech.
Keywords: directive speech act, Indonesian learning
Abstrak
Tindak tutur direktif dalam pembelajaran merupakan tindak berbahasa yang memperhatikan konteks pembicaraan. Konteks pembicaraan yang dimaksud berkaitan dengan siapa, kepada siapa, apa, dan bagaimana tuturan itu disampaikan oleh karena itu, menjadi perhatian untuk guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan tindak tutur direktif antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Warga Surakarta. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui tindak tutur direktif dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekriptif kualitatif. Objek dalam penelitian ini mencakup tuturan antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: pengamatan, perekaman, pencatatan. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan hasil rekaman, reduksi data, interpretasi data, dan menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian di SMA Warga Surakarta menunjukan bahwa, penggunaan tindak tutur direktif yang dilakukan oleh guru dan siswa lebih dominan adalah guru. Hal ini terjadi karena guru sebagai contoh yang baik dalam bertutur dan santun dalam berbahasa.
Kata kunci: tindak tutur direktif, pembelajaran bahasa Indonesia
Referensi
Ardianto. (2013). Tindak Tutur Direktif Guru dalam Wacana Interaksi Kelas Anak Tunarungu.. Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra, dan Pengajaran Volume 12, (1) 1-12.
Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Astuti, M. Putry., Widodo H.S., Sunoto. (2017). Kesantunan Tuturan Direktif dalam Interaksi Pembelajaran di SMA. Jurnal Pendidikan UM Volume 2 (3) 434-439.
Hafizah. (2019). Politeness Strategy in Students Lingua to Their Lecturers via WhatsApp at in Information Technology Department of Technical Faculty Universitas Bhayangkara Jakarta Raya. Aksis: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 3(2). 424-433. doi: doi.org/10.21009/AKSIS.020108
Huda, M., & Purwahida, R. (2013). Keruntutan Alur dalam Pembelajaran Menulis Melalui Teknik Recount.
Kusuma. (2007). Metodelogi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Gramedia.
Leech, G. (1983). Prinsip-prinsip Pragmatik (Diterjemahkan oleh Oka). Jakarta: Balai Pustaka.
Maslow, I. H. (1994). Motivasi dan Kepribadian. PT PBP: Jakarta.
Purwahida, R. (2018). Problematika Pengembangan Modul Pembelajaran Baca Tulis Anak Usia Sekolah Dasar. Aksis: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2(1). 118-134. doi: doi.org/10.21009/AKSIS.020108
Purwahida, R. (2019, September). Teacher's Understanding of Hybrid Learning Design. In Journal International Seminar on Languages, Literature, Arts, and Education (ISLLAE) (Vol. 1, No. 2, pp. 265-267).
Puspitasari, M., Andayani, & Suwandi, S. (2019). The Role of Student’s Language Competence for Producing Negotiation Text. Aksis: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 3(2). 371-377. doi: doi.org/10.21009/AKSIS.020108
Prayitno, H. J. (2011). Teknik dan Strategi Kesantunan Direktif di Kalangan Andik SD Berlatar Belakang Budaya Jawa. Jurnal UMS Kajian Linguistik dan Sastra, Volume 23 (2) 204-218.
Prayitno, H. J. (2009). Perilaku Tindak Tutur Berbahasa Pemimpin dalam Wacana Rapat Dinas . Jurnal UMS Kajian Linguistik dan Sastra, Volume 21 (2) 132-146.
Qomariyah, L. ( 2017). Tindak Tutur Direktif (TTD) Guru dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Journal of Arabic Studies Volume 2 (1) 1-18.
Rahadini, A. Ajeng., S. (2014). Kesantunan Berbahasa dalam Interaksi Pembelajaran Bahasa Jawa. Jurnal LingTera Volume 1 (2) 136-144.
Safar, Muh. (2016). Tindak Tutur Direktif dalam Transaksi Jual Beli Di Pasar Sentral Watampone. Jurnal Humanus Volume 15 (2) 167-176.
Sinclair, J. Mc. & Brazil, D. (1982). Teacher Talk. Oxford: Oxford University Press.
Stabbs, M. (1983). Discaurse Analisys, The Socioliguistic Analisys of Natural Language. Oxford: Basil Balckwell.
Sudaryanto. (1993). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Sumarti. (2012). Strategi Tindak Tutur Direktif Guru dan Responswara Afektif Siswa. Jurnal Litera FKIP Universitas Lampung Volume 4 (2) 79-85.
Yuliarti, Rustono, & Nuryatin, A. (2015). Tindak Tutur Direktif dalam Wacana Novel Trilogi Karya Agustinus Wibowo. Jurnal Litera FKIP Universitas Lampung Volume 4 (2) 110-129.
Wijana, J. (1996). Dasar-Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Penerbit Andi.