PROTOTIPE SISTEM MONITORING NIRKABEL DENGAN KENDALI SUHU DAN KELEMBABAN BERBASIS MICROCONTROLLER PADA KUMBUNG JAMUR TIRAM
DOI:
https://doi.org/10.21009/JEVET.0011.06Keywords:
Oyster mushrooms, microcontroller, DHT11, Jamur tiramAbstract
Abstract
Oyster mushroom was valuable and consumable mushroom with high protein value 27%, 1,6% of fat, 58% of carbohydrate, 11,5% of fiber, 0,3% of ash, and 265 calories. Oyster mushroom is one of commodities with great prospect to be developed, That’s why now oyster mushroom farming is booming in Indonesia.But, the technology doesn’t follow with the booming itself. Oyster mushroom farmed traditionally, Even though there is so many factors which influence oyster mushroom’s growth like temperature and moisture. Hygrometer was used for knowing temperature and moisture value and must enter the mushroom’s house which the instrument was installed. Next watering the oyster mushroom’s house every morning to keep the temperature and moisture value.With growth of technology like microcontroller and sensor of temperature and moisture DHT11 at oyster mushroom’s house, writer can make wireless monitoring system with temperature and moisture value control. Wireless monitoring system was hoped to simplify monitoring temperature and moisture value. Next with temperature and moisture system control was hoped to help and simplify oyster mushroom farming.From the result of the research, wireless monitoring system was simplified monitoring temperature and moisture value at oyster mushroom’s house. Next temperature and moisture control will automatically keep temperature and moisture value fit with what oyster mushroom need for growth. Temperature and moisture value which kept for mushroom growth will accelerate for primordia to appear average at26hours 24 minutesandthe harvest time average at 21 hours 36 minutes. Oyster Mushroom which farmed with automatical control of temperature and moisture have better total weight, was 230 grams heavier than oyster mushroom which farmed traditionally.
Abstrak
Jamur tiram merupakan salah satu jamur konsumsi yang bernilai tinggi dengan kandungan gizi protein 27%, lemak 1,6%, karbohidrat 58%, serat 11,5%, abu 0,3%, dan kalori sebesar 265 kalori. Jamur tiram merupakan komoditi yang mempunyai prospek sangat baik untuk dikembangkan, oleh sebab itu saat ini budidaya jamur tiram di Indonesia sedang marak.
Maraknya usaha budidaya jamur tiram di Indonesia tidak diikuti dengan perkembangan teknologi. Budidaya jamur tiram dilakukan dengan sederhana, padahal banyak faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram seperti suhu dan kelembaban. Untuk mengetahui nilai suhu dan kelembaban menggunakan alat ukur hygrometer dan untuk melihatnya harus masuk ke dalam kumbung jamur di mana alat itu dipasang. Kemudian untuk menjaga nilai suhu dan kelembaban dilakukan penyiraman air setiap pagi.
Dengan adanya perkembangan teknologi seperti microcontroller dan adanya sensor suhu dan kelembaban DHT11 pada kumbung jamur tiram dapat dibuat sistem monitoring nirkabel dengan kendali suhu dan kelembaban otomatis. Sistem monitoring nirkabel diharapkan memudahkan pemantauan nilai suhu dan kelembaban. Kemudian dengan adanya kendali suhu dan kelembaban otomatis diharapkan membantu dan memudahkan budidaya jamur tiram.
Berdasarkan hasil penelitian, sistem monitoring nirkabel memudahkan pemantauan nilai suhu dan kelembaban pada kumbung jamur tiram. Kemudian kendali suhu dan kelembaban otomatis membantu menjaga nilai suhu dan kelembaban sesuai dengan kebutuhan jamur tiram pada proses pertumbuhan tubuh buah. Nilai suhu dan kelembaban yang dijaga sesuai kebutuhan pertumbuhan tubuh buah jamur tiram mempercepat waktu kemunculan primordia rata-rata 26 jam 24 menit dan waktu panen rata-rata 21 jam 36 menit. Jamur tiram yang dibudidayakan oleh sistem kendali suhu dan kelembaban otomatis memiliki berat total yang lebih baik, yaitu 230gr lebih berat dibandingkan jamur tiram yang dibudidayakan secara sederhana.