Dinamika Sistem Pemerintahan Marga Pumi Tanjung Sakti di Kota Pagaralam
DOI:
https://doi.org/10.21009/JPS.141.02Keywords:
Dinamika, Marga, Tanjung SaktiAbstract
Penelitian ini meneliti dinamika sistem pemerintahan marga Pumi Tanjung Sakti di Kota Pagaralam, dengan metode sejarah dengan teknik pengumpulan data melalui studi literatur, wawancara, dan dokumentasi. Selain itu, peneliti memanfaatkan sumber-sumber sekunder seperti artikel, jurnal ilmiah, buku, tesis, dan situs internet. Provinsi Sumatera Selatan kaya akan warisan budaya, termasuk sejarah dan adat istiadat leluhur, dengan suku Besemah sebagai kelompok yang mendominasi di Tanjung Sakti. Suku Besemah, bagian dari Proto Melayu dengan budaya Melayu, memiliki tatanan masyarakat yang disebut "Lampik Empat Merdike Due," yang mewakili "Perwujudan Demokrasi Murni." Marga dipimpin oleh seorang pesirah, dibantu oleh Dewan Marga, Juru Tulis, Kamit, Pembarap, Penghulu, Khotib, Kria, Pengawa. Setelah Belanda berkuasa pada tahun 1825, kebijakan kebijakan yang dibuat bertujuan untuk mengubah susunan pemerintahan marga. Pesirah yang telah mengabdi selama sepuluh tahun dan setia serta royal kepada Hindia Belanda mendapatkan gelar pangeran. Namun, Pemerintahan marga digantikan oleh pemerintahan desa pada tahun 1983 melalui Surat Keputusan Gubernur Sumatera Selatan No. 142/KPTS/III/1983.

Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright
Jurnal Pendidikan Sejarah work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.