Analisis Komparasi dan Determinan Sosial Demografi Terhadap Penggunaan Kontrasepsi Wanita Usia Subur (WUS) di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Jawa Timur
DOI:
https://doi.org/10.21009/JSA.04104Keywords:
Kontrasepsi, Wanita Usia Subur, TFR, Jawa Timur, Nusa Tenggara TimurAbstract
Total Fertility Rate (TFR) merupakan salah satu indikator untuk melihat pertumbuhan penduduk di suatu daerah. Sedangkan tinggi rendahnya TFR disuatu daerah selalu berhubungan dengan Contraceptive Prevalence Rate (CPR), yaitu ukuran untuk melihat persentase pengguna alat kontrasepsi Pasangan Usia Subur (PUS). Di Indonesia, provinsi dengan TFR tertinggi yaitu Provinsi Nusa Tenggara Timur dan provinsi dengan TFR terendah yaitu Provinsi Jawa Timur. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai faktor-faktor sosial demografi yang memengaruhi penggunaan alat kontrasepsi di kedua provinsi yang memiliki TFR tertinggi dan terendah tersebut lalu membandingkan hasilnya. Analisis yang digunakan yaitu analisis inferensia dengan regresi logistik biner dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor sosial demografi yang berpengaruh signifikan terhadap penggunaan kontrasepsi pada wanita usia subur (WUS) di Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah usia, status perkawinan, pendidikan terakhir dan jumlah anak yang pernah dilahirkan. Sedangkan faktor-faktor sosial demografi yang berpengaruh signifikan terhadap penggunaan kontrasepsi pada wanita usia subur (WUS) di Provinsi Jawa Timur adalah usia, status perkawinan, pendidikan terakhir, status pekerjaan dan jumlah anak yang pernah dilahirkan. Secara umum, sebagian besar wanita usia subur (WUS) yang menggunakan alat kontrasepsi di kedua provinsi tersebut adalah wanita usia subur (WUS) yang berumur 35-39 tahun, berstatus kawin, bekerja disektor pertanian, memiliki anak lebih dari dua, serta pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah SD/sederajat. Dengan kata lain, tidak terdapat perbedaan karakteristik diantara kedua provinsi dengan TFR tertinggi dan terendah tersebut.