Postmodernisme dan Perkembangan Pemikiran Islam Kontemporer

Authors

  • Yusuf Ismail Universitas Negeri Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.21009/JSQ.015.2.06

Keywords:

Postmodernisme, Modernisme, Pemikiran Islam

Abstract

Modernism and postmodernism were born from mainland Europe and America. This philosophical thought penetrated religious issues. Postmodernism was born as an attempt to understand social conditions and phenomena, the term postmodernism appeared for the first time in literature in 1939. In the context of religion, Postmodernism in its aim so that religious understanding does not fall into the system of totalitarian interpretation in a religious context and the context of social systems, economics, culture, and politics. The topic of Postmodernism in this paper is presented based on its actuality and to stimulate our thinking which is generally still oriented to modern or even traditional concepts. By studying this relatively new concept we will be confronted with the basic question of which philosophical thinking results have correlation values ​​and relevance to the development and demands of contemporary society, not which ones are theoretically correct. The statement confirms the relativity of reason. The realm of absolute truth is not in humans, absolute truth is from and belongs to God.

 

Keywords: Postmodernism, Contemporary Islam, Moderism

 

Abstrak

Modernisme dan postmodernisme lahir dari daratan Eropa dan Amerika Pemikiran filosofis ini merambah ke persoalan keagamaan. Postmodernime lahir sebagai usaha memahami kondisi dan fenomena sosial, istilah postmodernisme  muncul  untuk pertama kalinya  dalam sastra pada tahun 1939. Dalam konteks keagamaan, Postmodernisme dalam  bertujuannya  agar faham keagamaan tidak jatuh pada sistem tafsir totaliter tunggal dalam konteks keagamaan  dan dalam konteks sistem sosial, ekonomi, budaya dan politik. Topik Postmodernisme  dalam tulisan ini disajikan berdasarkan pada aktualitasnya dan guna merangsang pemikiran kita yang pada umumnya masih berorientasi pada konsep-konsep modern atau bahkan tradisional. Dengan mempelajari konsep yang relatif baru ini kita akan dihadapkan pada pertanyaan dasar tentang hasil pemkiran filsafat yang manakah yang mempunyai nilai korelasi dan relevansi dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat kontemporer, bukan yang manakah yang benar secara teoritis an sich. Pernyataan tersebut menegaskan relativitas kebenaran nalar. Wilayah kebenaran mutlak bukan ada pada manusia, Kebenaran mutlak adalah dari dan milik Tuhan.

Kata kunci: Postmodernisme, Modernisme, Pemikiran Islam

References

Ahrens, Rudiger, and Heiniz Antor. Text, Culture, Reception. Heidelberg: Carl Winter, 1992.
Arkoun, Muhammad. Membongkar Wacana Hegemonic Dalam Islam Dan Postmodernisme. Edited by Shalih Hasyim. Bandung: Al- Fikr, 1992.
Arnold, J. Toynbee. A Study of History, Introduction:The Geneses of Civilizations. United Kingdom (UK): Oxford University Press, 1934.
Dermot, Moran. Husserl’s Crisis of The Europan Sciences and Transendental Fhenomenologys. New York AS: Cambridge University Perss, 2010.
Howe, Irving. Mass Society and Postmodern Fiction, n.d. http://www.amerlit.com/documents/MASS_SOCIETY_AND_POSTMODERN_FICTION.pdf.
Lavin, Harry. “What Was Modernism?” JSTOR 1, no. 4 (1960): 609–630. https://www.jstor.org/stable/25086557?seq=1#page_scan_tab_contents.
The Postmodern Condition: A Report On Knowledge, 1979

Published

2019-07-31

How to Cite

Ismail, Yusuf. “Postmodernisme Dan Perkembangan Pemikiran Islam Kontemporer”. Jurnal Studi Al-Qur’an 15, no. 2 (July 31, 2019): 235–248. Accessed December 25, 2024. https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jsq/article/view/11909.