Pemetaan kerapatan bangunan pada tahun 2018 dan 2023 menggunakan Normalized Difference Built-Up Index (NDBI) di Kota Sukabumi

Penulis

  • Muhammad Deffry Universitas Negeri Jakarta

Kata Kunci:

Lahan Terbangun, Indeks, NDBI, Kota Sukabumi

Abstrak

Perkembangan dari kegiatan pembangunan suatu wilayah di Indonesia akhir – akhir ini mulai berkembang dengan sangat pesat, khususnya pada penggunaan lahan yang mulai dikonversi penggunaannya. Kota Sukabumi menjadi salah satu kota yang berada di Indonesia dengan perkembangan pembangunan yang terus berkelanjutan. Metode NDBI merupakan cara untuk mendeteksi variabel indeks dari lahan yang terbangun. pada tahun 2018 menunjukkan bahwa wilayah kota sukabumi dominan pada wilayah bukan lahan terbangun, yaitu seluas 3561,17 ha dan terkecil pada permukiman yang sangat rapat yakni seluas 1,08 ha. Pada tahun 2023, didominasi oleh lahan tidak terbangun dengan luasan 3562,84 ha serta luasan terkecil pada lahan permukiman yang sangat padat dengan luasan sekitar 0,3 ha saja. lahan tidak terbangun memiliki penambahan lahan sebesar 0,02% atau 1,67 ha. Kenaikan juga terjadi pada permukiman dengan kepadatan yang jarang yaitu sebesar 1,12% atau 28,43 ha. Permukiman dengan kepadatan yang rapat memiliki tren yang terbalik dari 2 klasifikasi sebelumnya, yaitu menurun sebesar 44,78% atau 29,34 ha. Lalu pada permukiman dengan kepadatan yang sangat rapat, memiliki tren penurunan, yaitu sebesar 57,06% atau 0,78 ha. Hal ini merupakan tren yang cukup baik, Dimana terjadi penambahan wilayah yang tidak terbangun dan pengurangan pada lahan dengan kepadatan yang rapat dan sangat rapat.

Unduhan

Diterbitkan

2024-05-27

Cara Mengutip

Deffry, M. (2024). Pemetaan kerapatan bangunan pada tahun 2018 dan 2023 menggunakan Normalized Difference Built-Up Index (NDBI) di Kota Sukabumi. Jurnal Sains Geografi, 2(1), 31–40. Diambil dari https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jsg/article/view/42253