PENGGUNAAN OMOIYARI DALAM ANIME KAGAMI NO KOJOU

Penulis

  • Avina Theresa Universitas Negeri Jakarta
  • Yuniarsih Universitas Negeri Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.21009/kagami.151.06

Kata Kunci:

omoiyari, anime, SPEAKING, sosiopragmatic

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi omoiyari dan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan omoiyari dalam anime Kagami no Kojou. Hal ini dilatarbelakangi dari kecenderungan orang Jepang untuk mengungkapkan suatu gagasan secara tidak langsung, sehingga membuat lawan bicara perlu memiliki sifat kepekaan yang tinggi atau omoiyari untuk memahami maksud dari tuturan lawan bicara. Sehingga sebagai pembelajar bahasa asing penting untuk mengetahui konsep omoiyari yang melekat erat dengan masyarakat Jepang. Data dengan total 22 diambil dari media film animasi berjudul Kagami no Kojou dengan teknik simak dan teknik catat. Penelitian ini dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Setelah dikumpulkan, data dianalisis peristiwa tuturnya menggunakan metode SPEAKING Dell Hymes. Kemudian menganalisis dan mengklasifikasikan fungsi omoiyari berdasarkan teori Lebra, dan menentukan faktor-faktor yang mendasari penggunaan omoiyari. Berdasarkan hasil analisis dari 22 data, ditemukan enam jenis fungsi omoiyari yaitu 4 data merupakan fungsi pemelihara kesepakatan, 9 data merupakan fungsi optimalisasi kenyamanan, 2 data merupakan fungsi kerentanan sentimental, 3 data merupakan fungsi timbal balik sosial, 2 data merupakan fungsi komunikasi intuitif, dan 4 data merupakan fungsi rasa bersalah. Sementara faktor-faktor yang mendasari penggunaan omoiyari adalah faktor usia, gender, situasi dan keanggotaan.

Referensi

Azri, N. A. (2023). Portrayal Of Japanese Culture In The Novel Lonely Castle In The Mirror By Mizuki Tsujimura (Skripsi, Universitas Negeri Jakarta).
Chaer, A., & Leoni, A. (2010). Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta
Gama, F. I. (2024). Pengenalan Anime Sebagai Budaya Populer Jepang. Jurnal Pengabdian Masyarakat Madani (JPMM), 4(1), 21-27. https://doi.org/10.51805/jpmm.v4i1.159
Hara, K. (2006). The concept of omoiyari (altruistic sensitivity) in Japanese relational communication. Intercultural Communication Studies, 15(1), 24. https://cir.nii.ac.jp/crid/1370861704773047051
Irawan, D., & Nurhadi, D. (2020). Penggunaan Omoiyari Hyougen Dalam Serial Animasi Death Note Karya Tsugumi Ohba: Kajian Sosiopragmatik. Jurnal Hikari, 4(1).
Lebra, T. S. (1976). Japanese Patterns of Behavior. Honolulu: University of Hawai’i Press.
Leech, G. (1993). Prinsip-prinsip Pragmatik (Edisi Terjemahan Oleh M.D.D Oka) Jakarta: UI Press
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Melati, A. N. P. (2021). Omoiyari Dan Amae Dalam Novel Kitchen Karya Yoshimoto Banana (Kajian Psikososial) (Skripsi, Universitas Negeri Jakarta).
Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia
Purwanti, C. (2019). Makna Bahasa Dalam Komunikasi. ISoLEC Proceedings, 150-154.
Saifudin, A. (2018). “Konteks Dalam Studi Linguistik Pragmatik.” Lite: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Budaya 14(2).
Sukmawati, F. 2017. Bullying di media sosial: Potret memudarnya empati. Jurnal dakwah, 11(1), 77-88.
Yuko, H. (2023). Omoiyari to Jinken no Konzai ni Tomonau kadai “Yori Iki Yasuku Naru” Houto no Tankyuu ni Mukete. Tougou Teki Approach Kenkyuu Dai 4(45).
Yule, G. (1996). Pragmatics. Oxford University Press.

Diterbitkan

2024-12-30