PSIKOEDUKASI LITERASI DIGITAL DAN KESEHATAN MENTAL PADA GURU DI DESA SUKARESMI, SUKAMAKMUR, BOGOR
Keywords:
digital literacy, mental health, teacher, literasi digital, kesehatan mental, guruAbstract
Abstract
The results of a collaborative survey between the Ministry of Communication and Informatics (kementaerian Komunikasi dan Informatika - Kominfo) and the Katadata Insight Center (KIC) on the Status of Digital Literacy in Indonesia (2023) indicate that the digital literacy of Indonesian netizens is categorized as moderate (score of 3.65 out of 5). However, this score is considered low compared to other ASEAN countries. This can lead to various negative impacts such as easily believing fake news, cyberbullying, and being vulnerable to online fraud. These negative impacts also have the potential to cause various problems that can disrupt mental health. The Faculty of Psychology, Universitas Pancasila understands the connection between digital literacy and mental health, therefore feels the need to contribute by conducting social interventions. The activity carried out was psychoeducation aimed at strengthening the mental health of the community in general by improving the understanding of digital literacy. The psychoeducation activity was carried out on August 13, 2024, at SMP Negeri 1 Sukamakmur located in Sukaresmi Village, Sukamakmur District, Bogor Regency, West Java, which still has limitations in terms of facilities and human resource development. This psychoeducation was conducted for 42 teachers from early childhood education to high school in the vicinity of Sukaresmi Village. The results of the pre-test and post-test showed a significant increase in digital literacy skills (p<0.001) after psychoeducation (M=4.28; SD=1.03) compared to before psychoeducation (M=2.45; SD=1.09). This increased understanding is expected to reduce the negative impacts of using digital media and teachers can disseminate the knowledge gained, especially to students.
Keywords: digital literacy, mental health, teacher
Abstrak
Hasil survei kolaborasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dengan Katadata Insight Center (KIC) tentang Status Literasi Digital di Indonesia tahun 2023 menunjukkan bahwa literasi digital warganet Indonesia tergolong pada kategori sedang (skor 3,65 dari 5). Namun demikian, skor ini tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Hal ini dapat menimbulkan berbagai dampak negatif seperti mudah mempercayai berita palsu (fake news), terjadinya cyberbullying, hingga kerentanan menjadi korban penipuan di dunia maya. Dampak-dampak negatif ini juga berpotensi menyebabkan berbagai persoalan yang dapat mengganggu kesehatan mental. Fakultas Psikologi Universitas Pancasila memahami adanya keterkaitan antara literasi digital dan kesehatan mental sehingga merasa perlu berkontribusi dengan melakukan intervensi sosial. Kegiatan yang dilakukan adalah psikoedukasi yang bertujuan menguatkan kesehatan mental masyarakat secara umum dengan meningkatkan pemahaman akan literasi digital. Kegiatan psikoedukasi dilaksanakan pada 13 Agustus 2024 di SMP Negeri 1 Sukamakmur yang terletak di Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang masih memiliki keterbatasan dalam hal fasilitas dan pengembangan sumber daya manusianya. Psikoeduasi ini dilakukan kepada 42 guru dari tingkat PAUD sampai dengan SMA di sekitar daerah Desa Sukaresmi. Hasil pre-test dan post-test menunjukkan adanya peningkatan kemampuan literasi digital secara signifikan (p<0,001) setelah psikoedukasi (M=4,28; SD=1,03) dibandingkan sebelum psikoedukasi (M=2,45; SD=1,09). Peningkatan pemahaman ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif dari penggunaan media digital dan guru-guru dapat menyebarkan pengetahuan yang didapat terutama kepada peserta didik.
Kata kunci: literasi digital, kesehatan mental, guru
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Vinaya Untoro, Aisyah Syihab, Aully Grashinta
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.