Identifikasi Environment Critical Index (Indeks Kekritisan Lingkungan) Menggunakan NDVI dan LST di Kota Surabaya
Abstrak
Penurunan kualitas lingkungan yang dapat menyebabkan peningkatan suhu udara, merupakan dampak buruk dari adanya fenomena urbanisasi dan industri. Sebuah wilayah akan lebih nyaman untuk dihuni jika semakin lebat vegetasinya. Ibu kota provinsi Jawa Timur adalah Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia. ECI dianalisis berdasarkan algoritma LST dan NDVI. Pengamatan suhu permukaan dan kerapatan vegetasi di Kota Surabaya dilakukan pada tahun 2013 dan 2023 dengan memanfaatkan citra satelit Landsat-8 OLI. Tingkat klasifikasi NDVI terbagi menjadi 4, yaitu non vegetasi, vegetasi rendah, vegetasi sedang, dan vegetasi tinggi. Vegetasi rendah menjadi tingat NDVI yang paling mendominasi pada tahun 2013 dan 2023 dengan masing masing 80,6% dan 84,9%. Tingkat Suhu Permukaan di Kota Surabaya mengalami peningkatan pada suhu maksimimum maupun minimumnya selama 11 tahun terakhir. Terlihat distribusi suhu dengan tingkat >36 derajat celcius pada tahun 2023 mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu mencapai 75,6%. Indeks kekritisan Lingkungan atau Environmental Critical Index di Kota Surabaya memiliki empat klasifikasi, yaitu non kritis, rendah, sedang, tinggi. Masing-masing tingkat kekritisan lingkungan di Kota Surabaya dianalisis berdasarkan LST dan NDVI dalam kurun waktu 11 tahun, yaitu tahun 2013 dan 2023. Tingkat kekritisan lingkungan di Kota Surabaya secara umum mengalami penurunan karena bertambahnya luasan vegetasi, walaupun tingkat penurunannya belum signifikan.
Kata Kunci: NDVI, LST, ECI
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Jurnal Sains Geografi
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.